Sabtu, 09 Agustus 2008

EMPON-EMPON JADI MINUMAN SEGAR

Potensi empon – empon yang ada didalam kawasan hutan yang melimpah menarik perhatian dari beberapa instansi untuk dimanfaatkan secara optimal dengan cara melibatkan petani hutan yang tergabung dalam Lembaga masyarakat desa hutan.
Pelatihan pengolahan pasca panen tersebut dilakukan oleh BALLITRO sebuah lembaga yang menangani masalah pengolahan pasca panen tanaman baik tanaman obat – obatan maupun tanaman eksotik yanmg mempunyai nilai ekonomi tinggi, pelatihan pengolahan pasca panen tersebut selain diikuti oleh 31 LMDH yang ada diwilayah kerja Perhutani KPH Randublatung dilibatkan pula unsur dari Dinas Pertanian dan tanaman pangan Blora, Asosiasi LMDH Wahana Makarti Wana Randublatung serta Perhutani KPH Randublatung sendiri.
Dalam sambutan secara tertulis Administratur KPH Randublatung Ir Hari Priyanto Msc Forest Trop yang diwakili oleh KSS PHBM dan BinLing Tuti Miyarti Sp mengatakan bahwa potensi empon – empon yang ada di wilayah hutan KPH Randublatung untuk saat ini memang cukup melimpah, namun untuk pengolahan pasca panen masyarakat desa hutan sampai saat ini baru pada tahap pemungutan dan pengeringan yang dijual kepada pengepul yang ada, sehingga dengan pola kerja tersebut pendapatan masyarakat desa hutan kurang bisa terdongkrak dari hasil yang mereka kerjakan.Melihat fenomena tersebut pihak Perhutani bermitra dengan BALLITRO mencoba untuk mengenalkan teknologi terapan berupa pengolahan empon – empon yang nantinya bisa untuk mengcounter produksi yang melimpah dari hutan yang dipanen oleh masyarakat sekitar hutan.
" Dari proses ini diharapkan mereka ( LMDH ) bisa menangkap peluang bisnis yang nantinya bisa memberikan warna bagi usaha lain yang berbasis pada hasil hutan ikutan tersebut " imbuh Tuti Miyarti disela – sela praktek pembuatan ekstrak temulawak dan jenis lainya, lebih lanjut dikatakan bahwa untuk saat ini Perhutani Randublatung memang bertekad untuk memberdayakan masyarakat utamanya dari sektor ekonomi, hal tersebut karena mereka ( LMDH ) telah diberi umpan berupa modal usaha dari sharing produksi yang sebagian dialokasikan untuk modal usaha ditingkat pedesaan. Pemberdayaan dari sektor ini jika dikaitkan dengan sistim Pengelolaan hutan lestari ( PHL ) sangatlah relevan karena bisa mengena pada prinsip 5 yaitu Manfaat dari hutan yang mana secara garis besarnya adalah dalammengelola hutan harus bisa memberikan manfaat secara ekonomis terhadap lingkungan ".
Dari pengamatan lapangan terlihat sudah ada salah satu lembaga masyarakat desa hutan yang berani memasarkan produk berupa ekstrak temulawak, ekstrak secang ekstrak Jahe secang dan ilalang ( Jaselang ) dengan label LMDH tersebut yang dipasarkan secara bebas dengan harga terjangkau.( Andan.S )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda