Minggu, 15 Februari 2009


KUNJUNGAN AGENCE FRANCAISE DEVELOPPMENT

Tim Agence Française de Développement (AFD) mengunjungi Perum Perhutani KPH Randublatung, kunjungan tersebut bertujuan untuk mencari data yang akurat tentang pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani, dari data tersebut tim AFD menyampaikan kepada Pemerintah Perancis untuk dapat memberikan bantuan / kerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam hal mengurangi efek rumah kaca, untuk mewujudkan hal tersebut mereka melihat sampai sejauh mana kondisi pengelolaan hutan Indonesia dengan segala kegiatannya, salah satunya adalah mengunjungi pengelolaan hutan jati yang ada di Pulau Jawa yang pengelolaannya dilakukan oleh Perum Perhutani.
Perum Perhutani KPH Randublatung yang merupakan salah satu pengelola hutan jati tersebut menjadi tujuan utama , karena merupakan salah satu KPH yang masih mempunyai potensi hutan yangcukup baik engan hasil kayu yang baik pula baik dari segi mutu maupun jumlahnya.
Saat melakukan presentasi Administratur Perhutani KPH Randublatung Ir. Hari Priyanto Msc memaparkan bahwa dalam mengelola hutan jati, KPH Randublatung melakukan sesuai dengan prinsip pengelolaan hutan lestari yang diminta oleh Forest Steearship Council yaitu pengelolaan hutan dengan mengedepankan aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan, hal tersebut karena ketiga aspek ini merupakan tulang punggung pengelolaan hutan yang saling terkait, KPH Randublatung yang mempunyai luas kawasan hutan 32.464,1 Ha tersebut dengan kelas hutan jati saat ini menyediakan kawasan konservasi sebesar 10.1 % dari total luas hutan produksi yang ada, artinya dengan luasan tersebut diharapkan mampu menjadi zona penyangga kelestarian hutan yang ada dibidang konservasi lingkungan. Semula sistim tanam yang dilakukan oleh Perhutani adalah sistim monokultur dengan dominasi tanaman jati, namun sekarang terkait engan pola konservasi lingkungan pada sela – sela tanaman pokok jati juga dilakukan pengkayaan tanaman jenis lain.
Dijelaskan pula kepada tim AFD bahwa dalam mengelola hutan jati di KPH Randublatung juga mempertimbangkan segi pemuliaan tanaman melalui penanaman jati jenis unggul yang mempunyai daur pendek “ Jati tersebut namanya Jati Plus Perhutani ( JPP ) yang dibuat dari pemuliaan pohon induk terbaik yang dimiliki oleh Perhutani, jelasnya sedangkan untuk menjaga populasi satwa liar yang ada didalam kawasan hutan Perhutani KPH Randublatung juga mempunyai upaya perlindungan satwa yang ada dalam kawasan hutan, ada beberapa spesies satwa yang dilndungi di KPH Randublatung bahkan ditemukan pula satwa jenis burung yang bisa berkembang biak denganbaik didalam kawasan hutan, Habitat satwa liar masih kami lindungi paparnya.
Sisi sosial masyarakat yang juga mendapat perhatian oleh Perhutani KPH Randublatung, hal tersebut ditempuh melalui sistim pengelolaan hutan bersama masyarakat, sebanyak 34 desa hutan telah melakukan kerjasama pengelolaan hutan dengan Perhutani KPH Randublatung, dalam sistim tersebut masyarakat diberi kesempatan untuk berperan mulai dari menanam, memelihara, serta melakukan pemanenan yang hasilnya diberikan dalam bentuk bagi hasil dari jumlah penjualan hasil hutan kayu jati sebesar maksimal 25 % kepada semua LMDH yang ada di KPH Randublatung. Masih dari sisi sosial dijelaskan pula bahwa untuk kegiatan lain semisal penanaman dibawah tegakan Perhutani KPH Randublatung juga memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan dibawah tegakan untuk melakukan kegiatan penanaman tanaman pangan dan komoditi lain yang cocok dengan kondisi masyarakat setempat.
Karena Perhutani merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara tentunya dalam mengelola hutan juga melakukan pemanenan hasil hutan berupa kayu jati, “ KPH Randublatung berupaya menembus pasaran kayu di negara Amerika dan Eropa selain juga menjual pada pasar local dan memenuhi kebutuhan industrinya sendiri, sebagai gambaran sortimen kayu yang dijual oleh Perhutani melalui pasar bebas adalah 50 persen untuk dijual dan 50 persenya untuk memenuhi kebutuhan industri.
Melengkapi paparan yang dilakukan oleh Administratur tersebut tim Agence Française de Développement (AFD) melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung tentang sejauh mana kiprah pengelolaan hutan yang telah dilakukan oleh Perhutani KPH Randublatung, adapun kunjungan tersebut melintas beberapa lokasi yaitu:
Petak 114 BKPH Kedungjambu sebagai sampling lokasi penjarangan, Petak 45 BKPH Kedungjambu sebagai sampling lokasi tanaman JPP prospektif , Petak 33b BKPH Ngliron sampling lokasi tanaman tahun 2007 dengan dipadu dengan ujicoba penanaman padi gaga varietas Cisadane serta tanaman dibawah tegakan temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb), Petak 39d BKPH Ngliron sebagai sampling lokasi teresan tahun 2008. dan berakhir di situs Jati Denok BKPH Temanjang
Harapan
Dengan adanya kunjungan Tim AFD ke KPH Randublatung diharapkan merupakan stimulus dan titik awal bagi mengucurnya dana ke Perum Perhutani guna pengelolaan sumberdaya hutan yang baik sehingga dapat secara signifikan membantu memerangi perubahan iklim (walaupun perjalanan masih panjang dan harus diperjuangkan). Harapan yang disampaikan kepada AFD bahwa bantuan dapat diarahkan guna pelaksanaan pembangunan/restorasi kawasan perlindungan, pendidikan konservasi lingkungan kepada petugas dan masyarakat serta optimalisasi produk hutan non kayu

2 Komentar:

Pada 6 Maret 2009 pukul 20.43 , Anonymous Anonim mengatakan...

Siang mas, sya kurang begitu paham tentang perhutani, tapi sya tertarik dengan photo bersamanya mas, enak banget kayanya ngumpul2, he hee.

 
Pada 1 April 2009 pukul 19.40 , Blogger karji's cartOOn mengatakan...

ane wong randu. hutang randublatung emang terkenal, but, wong nDesoku (timbun) ko terbelakang...???

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda