Selasa, 14 Juli 2009


PELATIHAN PEMBUATAN PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN

Pengelolaan hutan secara lestari yang diterapkan oleh Perum Perhutani KPH Randublatung sesuai dengan standart internasional salah satunya adalah pembatasan penggunaan bahan beracun berbahaya (B3), hal tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan pelatihan kepada jajaran petugas lapangan serta lembaga masyarakat desa serta perwakilan pesanggem ( petani hutan ) untuk bisa membuat pestisida nabati , hal tersebut bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia didalam kawasan hutan.
Sebanyak 150 orang telah mengikuti pelatihan pembuatan pestisida hayati yang dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Randublatung yang dilaksanakan pada hari sabtu (4/7/09) di gedung Wanagraha Randublatung, pelatihan yang bertujuan untuk mengenalkan penggunaan pestisida nabati tersebut dipandu oleh Ir.Samsuri Tarmadja MP dari Fakultas Pertanian pada Institut Pertanian Stiper Yogyakarta, adapun materi yang diberikan adalah cara – cara pembuatan pestisida serta pengenalan pestisida nabati kepada stake holder yang ada.
Dalam kesempatan tersebut Administratur Perhutani KPH randubatung Ir.Ahmad Ibrahim Msc yang diwakili oleh Waka Adm Wilayah Selatan Rukman Supriatna S.Hut mengatakan bahwa saat ini memang Perhutani telah melakukan sistim pengelolaan hutan secara lestari, dan salah satu syarat mutlak yang diminta adalah membatasi pnggunaan pestisida dalam pengelolaan hutan., dikatakan oleh Rukman Supriatna bahwa menanggapi standarisasi tersebut KPH Randublatung telah mengambil langkah – langkah antisipasi salah satunya adalah memberikan pelatihan baik yang dilakukan dalam jajaran Perhutani sendiri maupun kepada semua LMDH yang ada dalam wilayah KPH Randublatung. Lebih lanjut dikatakan bahwa alternatif yang diambil oleh KPH Randublatung saat ini adalah menggunakan pestisida alami, dengan pertimbangan bahwa bahan – bahan pestisida nabati tersebut dapat dengan mudah diambil dari lokasi / domisili para petani hutan, sehingga dengan mudahnya memperoleh bahan baku pestisida tersebut dapat dengan mudah diimplentasikan pada masyarakat , jelasnya.
Pengendalian hama dengan cara ramah lingkungan tersebut menurut narasumber Ir Samsuri Tarmadja MP tujuan utamanya adalah mengurangi sumber hama dan penyakit serta menekan populasi hama sehingga tidak merugikan para petani disamping itu yang terpenting adalah mampu mempetahankan kuantitas dan kualitas hasil pada taraf tinggi tanpa mengganggu kelestarian alam ,ada beberapa cara pengendalian hama yang ramah lingkungan lanjut Samsuri dan diantaranya adalah secara mekanis yaitu dengan cara membunuh langsung hama yang ditemukan pada lahan pertanian juga secara biologis yaitu dengan cara mencari jenis hewan musuh alami ( predator ) dari hama yang timbul tersebut. Cara lain lanjut samsuri adalah melakukan pola diversifikasi tanaman dengan tujuan untuk memutus siklus hama itu sendiri, namun untuk cara yang terakhir ini diperlukan kecermatan dalam pola tanam pada lahan pertanian , ada beberapa cara pengendalian hama secara kultur teknis tersebut diantaranya adalah menggunakan varietas tanaman yang tahan hama, pegiliran tanaman, penanaman tanaman perangkap hama ,sanitasi serta eradikasi pada lahan pertanian , penyiangan yang teratur agar lokasi tanaman tidak menjadi sarang hama serta pemangkasan tanaman yang terkena serangan hama. Pengendalian hama juga bisa dilakukan dengan cara intervensi kehidupan dan perilaku hama misalnya penggunan zat – zat pengusir hama ataupun zat penghambat hama , juga bisa dilakukan dengan cara penggunaan zat penghilang nasfu makan hama salah satunya dengan menyemprotkan cairan tuba ( Jawa : jenu ) sehingga hama tersebut akan mati kelaparan. Pelatihan pembuatan pestisida ramah lingkungan tersebut bagi para peserta juga diajarkan bagaimana cara membuat pestisida dengan bahan – bahan alami yang ada .

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda