Jumat, 16 Juli 2010


JPP HARAPAN PASTI PERHUTANI

Peningkatan kualitas tanaman jati yang dikelola oleh Perhutani terus mengalami perubahan kearah yang lebih baik, hal tersebut untuk menjawab tantangan kedepan bagi Perhutani sebagai salah satu penghasil produk kayu jati yang unggul, bahkan pencitraan bahwa pohon jati identik dengan Perhutani tentunya menjadi target utama Perusahaan dan jati Plus Perhutani adalah Brand yang timbul dari upaya pemuliaan pohon
Ada beberapa langkah pemuliaan tanaman jati yang dilakukan oleh Perhutani dalam melakukan uji coba keturunan yang bertujuan untuk perbaikan kualitas dan kuantitas kayu yang dihasilkan dari budidaya tanaman jati tersebut, sebut saja pemuliaan keturunan dengan cara vegetatif melalui kultur jaringan, stek pucuk serta pembiakan secara generatif asal Kebun Bibit Klonal ( KBK ) yang dengan materi induknya pohon plus milik Perhutani. Hasil pembiakan vegetatif dan generatif tersebut semuanya diuji dan diaplikasikan dilapangan baik pada kondisi tanah yang miskin akan unsur hara maupun yang kaya unsur hara dengan pertumbuhan tidak mengecewakan, asalkan dilakukan dengan prinsip – prinsip dasar perlakuan tanaman yang telah ditentukan. Untuk mengejar kebutuhan pohon jati yang berkualitas dan mempunyai daya saing pasar yang kuat saat ini Perhutani telah mengembangkan sistim Silvikultur Intensif dimana semua bibit jati yang ditanam merupakan bibit unggulan Perhutani yaitu Jati Plus Perhutani. Penerapan pola silvikultur intensif tersebut salah satunya berada di KPH Randublatung, BKPH Ngliron, RPH Banyuasin di petak 30b seluas 13,6 Ha pada lahan bekas tebang habis 2009. menurut asper KBKPH Ngliron Lukman Jayadi pola silvikultur ini secara prinsip memang sama dengan pola tanam jati yang lain, namun ada beberapa kiat yang dilakukan sehingga keberhasilan tanaman tersebut sesuai dengan harapan semua pihak, “ Memang kami tim work BKPH selalu saling komunikasi dengan intensif untuk kelancaran pekerjaan sehari – hari karena ini merupakan tugas kita bersama dalam mensukseskan tanaman yang dibebankan perusahaan, dan untuk keberhasilan tanaman jati Plus Perhutani ini ada beberapa semacam aturan baku yang tidak bisa ditawar dan merupakan pakem bidang tanaman , hal yang paling mendasar adalah persiapan lapangan harus sesuai dengan petunjuk teknis dan sesuai dengan tata waktu yang telah ditentukan sehingga pada saat musim tanam tiba lahan sudah siap dengan segala keperluannya dan biasanya awal musim tanam tersebut awal musim hujan karena persediaan air mencukupi untuk pertumbuhan tanaman jati muda ,jelasnya. Ditambahkan oleh Lukman Jayadi bahwa keberhasilan tanaman juga tak lepas dari fungsi pengawasan artinya petugas mulai dari Asper,/ KBKPH KRPH, Mandor tanam serta LMDH dalam hal ini seksi tanaman dan pesanggem harus selalu kompak dan ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, namun mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda dan yang terpenting tim kerja tersebut dalam melakukan pekerjaan harus dilakukan secara ikhlas.
“Tak kalah penting kata Lukman Jayadi kita jajaran Perhutani harus tegas dalam menghadapi pesanggem, disisi non teknis selain kita merangkul masyarakat dalam hal ini pesanggem atau petani penggarap, kita juga harus tegas dalam menghadapi mereka sebab tidak menutup kemungkinan ada beberapa pesangem yang tidak mematuhi autran main dalan menanam tanaman palawija dan yang harus kita waspadai apabila dalam petak yang mereka garap si pesanggem tersebut menggunakan herbisida yang dilarang ,ini yang patut kita waspadai, kata lukman mewanti – wanti.
Ditempat terpisah Kepala seksi Perencanaan Sumber daya Hutan KPH Randublatung Mugni S.Hut mengatakan keberhasilan sebuah pekerjaan khususnya tanaman diawali dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaannya sesuai dengan petunjukm teknis tanaman Perum Perhutani dan yang lebih penting dalam semua pekerjaan teknis pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan dari jajaran manajemen selalu kita lakukan sehingga kemajuan pekerjaan bisa terpantau dengan baik, dan terkait dengan tanaman JPP yang dilakukan dengan pola silvikultur intensif ini kami memang mengamati secara kontinyu perkembangannya karena yang ditanam adalah JPP hasil dari stek pucuk yang saat ini merupakan hasil pengembangan terbaik dari Puslitbang Perhutani di Cepu, namun untuk tanaman lain yang tidak berasal dari JPP stek pucuk juga tetap kami lakukan pemantauan secara kontinyu sehingga keberhasilan tanaman di KPH Randublatung bisa tercapai sesuai target Perusahaan , jelasnya
Baik Lukman Jayadi maupun Mugni dengan adanya silvikultur intensif ini selaku rimbawan mempunyai harapan bahwa dengan melihat tanaman yang baik dengan bibit yang baik dengan daur pendek adalah merupakan salah satu solusi bagi perusahaan baik dari sisi finansial maupun konservasi akan segera terjawab, dan tentunya selayaknya sebuah perusahaan yang mengejar profit, dengan tercapainya target tersebut tentunya akan berimbas pada kesejahteraan karyawan dan kejayaan Perusahaan Perum Perhutani .

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda