Selasa, 26 April 2011

STUDY BANDING LMDH


LMDH BELAJAR KE HUTAN WANAGAMA

Lembaga masyarakat desa hutan ( LMDH ) Randublatung yang tergabung dalam Asosiasi LMDH Wahana makarti wana melakukan study banding pengelolaan hutan rakyat di hutan wanagama milik Universitas Gajah mada Yogyakarta yang berlokasi di Kabupaten Gunung kidul, adapun tujuan pemilihan lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa kondisi alam di gunung kidul hamper sama dengan kondisi ala yang ada di wilayah Kabupaten Blora yang didominasi tanah berkapur yang cocok untuk pengembangan hutan rakyat.
Sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari unsur Lembaga masyarakat desa hutan dan Perwakilan dari Perhutani KPH Randublatung, mengikuti acara tersebut yang dipimpin oleh Ketua Asosiasi LMDH Bambang Kiswanto. Menurut Bambang Kiswanto study banding ini memang bertujuan untuk menambah wawasan para anggota LMDH tentang prospek hutan rakyat yang nanti akan diterapkan dimasing – masing desa hutan, hal tersebut dengan pemikiran bahwa pengembangan hutan rakyat kedepan akan mempunyai prospek yang amat menguntungkan apabila masing – masing LMDH bisa melakukannya” ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari adanya pengembangan hutan rakyat nantinya, selain masyarakat bisa menyediakan kayu jati yang baik sesuai dengan tuntutan pasar kayu yang semakin hari semakin meningkat kebutuhannya, sekaligus dengan pengembangan hutan rakyat tersebut kondisi lahan desa hutan akan semakin baik karena disitu akan bertambah dengan adanya hutan rakyat yang mampu menyumbangkan nilai kelestarian alam, selain itu secara tidak langsung dengan pola pengembangan hutan rakyat juga bisa menyumbang sediaan oksigen yang dibutuhkan oleh manusia secara umum” katanya. Pola pemikiran tersebut bukannya mengandai – andai sebab dalam sistim Pengelolaan hutan bersama masyarakat ( PHBM ) yang dilakukan oleh Perhutani bersama masyaraka desa hutant, saat ini memang mengalokasikan dana sharing bagi masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam LMDH, dimana dalam salah satu point perjanjian kerjasama tersebut sebanyak 5 % dana yang dibagikan oleh Perhutani dipergunakan untuk program pengembangan hutan rakyat.

Harapan mengenai pengembangan hutan rakyat tersebut juga dikatakan oleh Ketua LMDH Wana Bersemi Desa Gempol samsuri yang telah menjalin kerjasama pembuatan hutan rakyat bersama dengan Perhutani KPH Randublatung seluas 6 Ha di desanya beberapa tahun lalu bahwa dengan adanya pengalaman yang ditimba dari adanya study banding dari kawasan hutan wanagama tersebut pihaknya merasa beruntung karena kondisi lahan yang ada di desa gempol ternyata lebih baik dan bersahabat dari pada lahan yang ada di Gunung kidul tersebut “ kami menjadi lebih termotivasi dengan adanya pengalaman yang baru saja kami lihat dan rasakan sendiri karena di wilayah desa kami yang alamnya lebih bersahabat ternyata masih kalah dengan semangat warga gunung kidul untuk berupaya menyulap lahan tandus menjadi kawasan yang subur, dan ini akan kami bawa untuk memnerikan pengertian dan support bagi anggota LMDH wana Bersemi kata Samsuri.
Pada kesempatan yang sama wakil Administratur Perhutani KPH Randublatung Untoro Tri Kurniawan S.Hut.MM yang mengikuti study banding tersebut menambahkan bahwa melalui sistim PHBM ini Perhutani bertekad untuk mensejahterakan masyarakat desa hutan secara maksimal, salah satunya ya melalui PHBM tersebut, tekait dengan pengembangan hutan rakyat yang akan dikembangkan oleh LMDH pihaknya menyambut baik, karena dengan adanya hutan rakyat yang semakin luas diwilayah kerja KPH Randublatung, tentunya juga akan menguntungkan semua pihak. “ ini merupakan tujuan utama sistim PHBM yaitu Perhutani memberikan sharing bagi LMDH agar dana tersebut dipergunakan untuk usaha lain yang bersifat dinamis sehingga nantinya masyarakat tidak secara terus menerus menggantungkan Perhutani dalam perolehan dana sharing produksi, dalam artian mereka bisa lebih mandiri dengan pancingan dana sharing yang kita berikan” kata Untoro.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda