Selasa, 10 November 2009


TEMU LAPANG
PELATIHAN MEKANISASI PENGOLAHAN TEMULAWAK

Dinamika Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ) pada Perum Perhutani KPH Randublatung terus berdetak seiring dengan adanya dana Corporate Sosial Responsibility dari Perhutani kepada masyarakat desa hutan melalui PHBM telah mampu memberikan semangat usaha bagi masyarakat desa hutan baik dibidang budidaya tanaman pangan maupun pemanfaatan lahan kawasan hutan untuk tanaman empon –empon jenis temulawak, penanaman tanaman padi lahan kering serta pembbangunan pebrik mini pengolah temulawak
kecepatan kegiatan usaha tersebut juga dipicu dengan bergabungnya para pihak yang ikut bergabung dengan Perhutani untuk lebih bisa memberdayakan masyarakat desa hutan baik dari Badan penelitian tanaman obat dan aromatika ( Ballitro ) yang berpusat di Bogor maupun keterlibatan Balai Besar Mekanisasi Pertanian yang memberikan bimbingan teknis mngenai pengelolaan pasca panen tanaman temulawak yang telah dibudidayakan oleh sebagian LMDH.
Menurut Administratur Perhutani KPH Randublatung Ir Ahmad Ibrahim Msc dengan adanya keterlibatan para pihak tersebut Perhutani dalam mengawal sukses PHBM merasa sangat terbantu, karena mereka ( Ballitro maupun Balai Besar Mekanisasi Pertanian ) telah banyak memberikan motivasi dan bimbingan kepada LMDH , sehingga mampu mengembangkan budidaya tanaman temulawak serta mampu mengolah hasil panen tanaman tersebut . Dikatakan oleh Ir Ahmad Ibrahim Msc bahwa PHBM merupakan gerakan moral dan pelaksanaan sistim pengelolaan hutan yang melibatkan langsung masyarakat untuk ikut aktif kedalam pengelolaan hutan tersebut, PHBM adalah kelanjutan dari program – program Perhutani sebelumnya seperti program Perhutanan Sosial (PS) serta Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan ( PMDH ), Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan Terpadu (PMDHT) yang telah dilakukan oleh Perhutani pada beberapa tahun silam dan telah mengalami evolusi dan evaluasi sistim, dan sistim terbaik saat ini adalah melalui PHBM dengan tujuan utama Masyarakat sejahtera Hutan lestari, katanya . Ditambahkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa hutan tersebut selain memanfaatkan lahan marjinal milik Perhutani dengan budidaya tanaman temulawak tersebut , juga dilakukan terobosan penanaman tanaman padi gogo varietas baru yang telah dilakukan didalam kawasan hutan.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian DR Ir.Trip Alihamzah Msc mengatakan bahwa melalui PHBM tersebut yang dilakukan oleh Perhutani dipandang sebagai sebuah sistim ampuh untuk memberdayakan masyarakat desa hutan sehingga pihaknya amat tertarik untuk bekerja bareng dengan Perhutani dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa hutan. Sebagai bukti keseriusan pihak kami adalah memberikan pelatihan dan pendirian pabrik pengolah temulawak menjadi produk setengah jadi kepada 3 LMDH yang ada di KPH Randublatung yaitu LMDH di desa Ngliron,Semanggi dan desa Jatiklampok, jelasnya. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan hasil panen budidaya tanaman temulawak bisa diolah sendiri diingatkan pula oleh DR Ir.Trip Alihamzah Msc bahwa untuk bisa DR Ir.Trip Alihamzah Mscenjaga keberlanjutan produksi pabrik temulawak tersebut pihaknya mengharapkan kerjasama yang baik antar LMDH dalam hal penanaman dan pengolahan produksi, jejaring usaha ini memang sangat diperlukan dalam sebuah proses produksi harapan kami dengan adanya pabrik mini pengolahan temulawak ini bisa mencakup aspek Teknis, Sosial dan Ekonomi dengan penguatan tiga aspek ttersebut maka babak baru ekspansi produksi bisa segera dicapai dan masuk dipasaran.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda