Senin, 08 Agustus 2011

MULYONO SANG ABDI DALEM


KETENANGAN BATIN YANG DICARI

Menjadi abdi dalem kraton dengan pangkat Pekathik kerbau merupakan jalam hidup yang dipilih oleh Mulyono,yang ia lakoni mulai tahun 1951 sampai sekarang , dengan beslit dari Susuhunan Ingkang Sunuhun Kanjeng Sultan Paku Buwono ke X dengan sebutan Rekso maheso kebo tersebut tetap telaten dengan profesinya walaupun dengan gaji sebesar Rp 42.000,- perbulannya.
Itulah gambaran sosok yang setia dengan pekerjaannya sebagai pekathik yang sehari – hari megurus kebersihan serta kebutuhan hidup kerbau milik kraton Surakarta, bagi pria kelahiran Ponorogo berpostur pendek dengan kulit hitam legam karena diterpa panasnya mentari tiap harinya yang lupa tahun lahirnya tersebut, menjadi abdi dalem keraton merupakan sebuah anugerah dari Kraton Surakarta Hadiningrat, tutur Mulyono dengan raut muka yang menggambarkan torehan sejarah yang panjang sebagai abdi dalem membuka pembicaraan, dikatakan pria yang telah masuk ambang usia senja namun masih memiliki rasa kesetiaan yang mendarah dagung tersebut bahwa menurut keyakinan jawa menjadi abdi dalem adalah sebuah laku mulia dalam kultur jawa oleh karena itu biarpun digaji rendah menurut ukuran kebutuhan saat ini baginya tidak menjadi masalah.” Belanja dari Keraton memang sedikit nilainya mas, namun bagi saya sekeluarga cukup untuk hidup bersama keluarga, karena kami berprinsip sumarah sehingga disanubarinya tertanam jiwa yang tenang, tenteram , kita serahkan semuanya terhadap Gusti Allah dan pekerjaan sebagai abdi dalem ini merupakan kebanggaan bagi saya , tuturnya.
Pekerjaan Mulyono tersebut setiap hari menjaga Kerbau milik kraton Surakarta dikenal khalayak dengan sebutan Kyai Slamet, merupakan sekawanan kerbau bule yang sehari – hari dia gembalakan di alon – alon selatan Kraton . “Dahulu kalau menggembala kyai slamet saya sampai di wilayah Mojo bahkan sampai Delanggu, namun sekarang hanya disekitar alun – alun Gladak saja “ tuturnya dengan logat jawa kraton, hal tersebut dia lakukan dengan pertimbangan bahwa lahan untuk menggembala diluar kraton sudah banyak yang beralih fungsi sehingga hanya diwilayah ndalem kraton saja kyai slamet digembalakan.
Disinggung masalah belanja yang jauh dari tuntutan ekonomi tersebut menurut lelaki renta penduduk kampung Sangkrah, kecamatan Pasar Kliwon yang mempunyai sorot mata tajam penuh rasa optimis terhadap pilihan hidupnya tersebut disikapi dengan bijak. “ Rezeki, hidup dan mati itu sudah ada yang mengatur, dan kita tinggal melakoninya dengan baik, apalagi menjadi abdi dalem ini kan sembarang orang belum tentu mau dan mampu melakukan ,ini merupakan penghargaan bagi kami selaku kawulo alit untuk melayani Kanjeng Sinuhun semampu saya dan yang penting bagi saya dan keluarga dekat dengan lingkungan keluarga Keraton batin saya merasa tenteram dan ini merupakan sebuah kanugrahan yang tidak bisa diukur “ katanya.

Penulis : Andan Subiyantoro
Catatan Kecil Work Shop Writing Creative Fot Multi Purpose

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda