Bakat ,
kemauan untuk maju dan keuletan menjadi modal dasar orang menuju sukses dalam hidupnya, walaupun pendidikan
formal hanya pas – pasan ,namun dengan dilambari dengan kemauan yang keras
membuat Umsori bisa menjadi orang dengan
keahlian langka,Pembuat patung dari akar tunggak kayu jati dan aliran yang dianut adalah abstrak bahkan
mendapatkan julukan “bandung bondowoso” karena kecepatan dan kepiawaian
mengerjakan sebuah patung kayu
Siapa sangka
sebuah patung macan yang bersiap menerkam buruannya tersebut terbuat dari
limbah pohon jati tua yang mengering ,
biasanya hanya dibuat kayu bakar oleh sebagian penduduk desa hutan, namun dari
kawasan hutan KPH Randublatung, tepatnya di Desa Ngliron, Kecamatan Randublatung,
Kabupaten Blora seorang lelaki 43 tahun yang tidak tamat sekolah dasar namun
mempunyai talenta seni yang kuat dan kerja kerasnya mampu merubah limbah
tersebut menjadi sebuah karya seni yang mempunyai nilai jual yang cukup
menggiurkan. Membuat patung dari limbah kayu jati bisa dikatakan gampang –
gampang sudah, dikatakan gampang karena bahan baku berupa akar tunggak jati
sudah mempunyai bentuk yang unik dari sananya, dikatakan susah kalau desain
yang kita buat tidak sesuai dengan keinginan penikmat seni pahat tersebut,
namun sebagai pembuat patung yang sudah berpengalaman hal tersebut tidaklah
begitu menjadi permasalahan besar.
Adalah Umsori
ayah dari dua orang anak bernama Vicky dan adhin tersebut berkisah disela –
sela waktunya memahat meja ukiran yang dipesan oleh salah seorang kolektor dari
blora, kemampuan dalam berkarya tersebut berkat keuletan dan kerja keras yang
dilakoni beberapa puluh tahun lalu
” Kali
pertama kami ikut magang pada seorang ahli ukir kayu ( pematung ) dari jepara
yang saat itu berdomisili di desa kami, dan rasa ingin tahu pada saat itu
mendorong kami dan teman – teman untuk ikut belajar membuat patung dari bahan
akar maupun tunggak , namun saat itu masih dalam taraf membantu, selanjutnya
setelah agak mahir kami diberi tugas untuk membuat patung sendiri sekaligus
menjajal kemampuan masing – masing siswa magang, sampai akhirnya bisa menjadi
pematung sungguhan “ katanya sambil mengelap peluh yang menetes.
Agaknya
menjadi pematung sudah menjadi pilihan hidup bagi pria berkulit legam tersebut
karena dari hasil kerja keras selama ini umsori telah mampu membuat rumah semi
permanen serta bengkel kerja yang berada disamping rumahnya yang penuh dengan
barang jadi maupun setengah jadi serta onggokan limbah patung yang rencananya
didaur ulang lagi menjadi bentuk patung abstrak dengan ukuran kecil,” hidup
ditengah hutan cari makannya ya dari apa yang ada dihutan, dengan cara
memanfaatkan limbah kayu yang ada , dari pada limbah kayu tersebut dijadikan
kayu bakar ( rencek ) lebih baik kami olah menjadi barang seni dengan nilai
jual yang cukup menggiurkan “ kata pematung yang punya julukan “ Bandung
Bondowoso” tersebut karena dalam menyelesaikan sebuah patung hanya memerlukan
waktu 3- 7 hari dengan sistim pengerjaan nonstop tersebut. Baginya berkreasi
dalam membuat patung dari akar dan tunggak jati tak ada habisnya ide yang bisa
dicurahkan karena alam telah member kemurahan berupa bentuk disain dasar yang
indah, serta didukung dengan kemampuan dalam berolah karya menjadikan umsori
bak maestro patung dari kawasan hutan jati, kesulitan dalam membuat patung kayu
adalah dalam membentuk bulu – bulu pada obyek binatang yang dibuat karena harus
dibuat satu persatu dan disesuaikan dengan anatomi tubuh hewan yang menjadi
obyeknya, namun hal tersebut dapat teratasi karena kebiasaan dan kemampuan yang
dikuasainya. Dalam berkarya kami tidak sendirian, saat ini kami telah mendidik
dan mengkader adik kami yang kebetulan punya minat yang cukup besar sehingga
harapan kami nanti bisa tumbuh lagi pematung yang ada di desa kami ini dan efeknya
kami bisa memberikan lapangan kerja baru dipedesaan tanpa harus keluar kota
untuk mencari pekerjaan lain.imbuhnya.
Deddy Salah
seorang pengagum karyanya menyebutkan bahwa pola disain yang di buat pematung
“bandung bondowoso” ini lain dari yang lain karena setiap detil dan anatomi
patung seakan bisa menggambarkan watak dan karakter patung byang dibuat ,
sebagai contoh apabila dia ( umsori) membuat patung seekor macan maka
penampilan wajah sang raja hutan tersebut bisa tampak garang dan siap
menghadapi segala tantangan Sense of art nya begitu kuat dan ini merupakan
modal dasar yang dimiliki oleh pematung
sehingga mampu menonjolkan ke-khas- annya , dan dari sisi bisnis cirri khas
tersebutlah yang bisa mendongkrak harga karya seni menjadi berlipat.
Sementara itu pematung lain di Randublatung
Agus juga memberikan acungan jempol terhadap karya Umsori tersebut” Dia itu
mempunyai otak yang brilliant karena dalam setiap karya yang dituangkannya bisa
mewakili wajah dan karakter obyek yang dibuat serta mampu menampilkan ciri khas
sendiri, yang kami lihat sebagai sesama pematung cirri yang kuat adalah pada
ornament naga, macan, dan jenis hewan lain karya patungnya begitu lentur dan enak untuk dinikmati , ujarnya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda