Jumat, 17 Agustus 2012

KPH RANDUBLATUNG, BANTU 62 TANGKI AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT





Sebanyak 62 tangki air bersih dibagikan Perum Perhutani KPH Randublatung kepada masyarakat sekitar hutan yang mengalami kesulitan mencari air bersih dimusimm kemarau tahun ini yang ada di 8 Desa hutan.

Musim kemarau tahun ini yang baru berjalan beberapa bulan telah menyisakan permasalahan bagi sebagian wilayah desa hutan berupa kesulitan mencari air bersih untuk konsumsi sehari – hari, walaupun masih ada beberapa sumber mata air namun debit yang dihasilkan dirasa kurang untuk mencukupi kebutuhan , dan pemandangan orang hilir mudik membawa dua buah jerigen yang di kalungkan pada motor ataupun sepeda merupakan hal yang lumrah terjadi dikawasan kaki pegunungan kendeng .  langkah cepat untuk membantu  mengurai kesulitan terhadap masyarakat desa hutan tersebut dilakukan oleh Perrhutani Randublatung dengan cara melakukan dropping air bersih yang dilakukan  di beberapa titik yang dipandang sangat sulit untuk memperoleh air bersih. “ Untuk tahun ini kita berikan bantuan sebanyak 68 tangki air yang nantinya di distribusikan ke desa hutan yang sangat memerlukan ulurang tangan secara cepat, dan data yang kita pegang mengacu pada data tahun lalu dimana ada beberapa desa yang perlu dilakukan penanganan secara cepat “ demikian dikatakan oleh Administratur Perhutani KPH Randublatung Ir Herdian Suhartono.  
Pelaksanaan dropping ini setiap hari meluncurkan 4 rit mobil tangki berkapasitas 5000 liter air yang diambil dari sumber mata air sekitar Randublatung. “ mengingat luasan wilayah desa hutan yang mengalami kesulitan air bersih tersebut , pelaksanaan pembagian dilakukan secara bertahap dan  melihat kondisi seberapa sulit masyarakat untuk mencari air bersih,  dan dari KPH Randublatung setiap hari meluncurkan 4 armada tangki, kami juga berharap agar instansi lain juga melakukan hal yang sama sehingga bisa meringankan masyarakat  dalam memenuhi kebutuhan air”.
Kondisi lapangan sebenarnya menunjukkan bahwa masih ada beberapa titik mata air yang ada dan debitnya masih cukup untuk konsumsi masyarakat , namun yang dirasakan saat ini adalah jauhnya jarak tempuh dari desa masing – masing karena kebanyakan mata air tersebut berada didalam kawasan hutan dan butuh waktu serta tenaga dan biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.  
“ Saat ini masyarakat di desa kami hanya mengandalkan sumber mata air yang ada di tengah hutan jati, karena mata air tersebut masih mampu untuk mencukupi kebutuhan kami, namun jarak tempuh yang jauh membuat kami harus meluangkan waktu dan tenaga ekstra untuk mencari air bersih tersebut, dan dengan adanya pembagian air dari Perhutani tersebut kami merasa  tertolong karena pasokan air tersebut bisa kami pergunakan untuk 3 hari kedepan , dan ini artinya masyarakat bisa memanfaatkan waktunya untuk bekerja diladang  masing – masing” kata Taryono penduduk Desa singget. 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda