Sebanyak 62 tangki air bersih
dibagikan Perum Perhutani KPH Randublatung kepada masyarakat sekitar hutan yang
mengalami kesulitan mencari air bersih dimusimm kemarau tahun ini yang ada di 8
Desa hutan.
Musim kemarau tahun ini yang baru
berjalan beberapa bulan telah menyisakan permasalahan bagi sebagian wilayah
desa hutan berupa kesulitan mencari air bersih untuk konsumsi sehari – hari,
walaupun masih ada beberapa sumber mata air namun debit yang dihasilkan dirasa
kurang untuk mencukupi kebutuhan , dan pemandangan orang hilir mudik membawa
dua buah jerigen yang di kalungkan pada motor ataupun sepeda merupakan hal yang
lumrah terjadi dikawasan kaki pegunungan kendeng . langkah cepat untuk membantu mengurai kesulitan terhadap masyarakat desa
hutan tersebut dilakukan oleh Perrhutani Randublatung dengan cara melakukan
dropping air bersih yang dilakukan di
beberapa titik yang dipandang sangat sulit untuk memperoleh air bersih. “ Untuk
tahun ini kita berikan bantuan sebanyak 68 tangki air yang nantinya di
distribusikan ke desa hutan yang sangat memerlukan ulurang tangan secara cepat,
dan data yang kita pegang mengacu pada data tahun lalu dimana ada beberapa desa
yang perlu dilakukan penanganan secara cepat “ demikian dikatakan oleh
Administratur Perhutani KPH Randublatung Ir Herdian Suhartono.
Pelaksanaan dropping ini setiap
hari meluncurkan 4 rit mobil tangki berkapasitas 5000 liter air yang diambil
dari sumber mata air sekitar Randublatung. “ mengingat luasan wilayah desa
hutan yang mengalami kesulitan air bersih tersebut , pelaksanaan pembagian
dilakukan secara bertahap dan melihat
kondisi seberapa sulit masyarakat untuk mencari air bersih, dan dari KPH Randublatung setiap hari
meluncurkan 4 armada tangki, kami juga berharap agar instansi lain juga
melakukan hal yang sama sehingga bisa meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air”.
Kondisi lapangan sebenarnya
menunjukkan bahwa masih ada beberapa titik mata air yang ada dan debitnya masih
cukup untuk konsumsi masyarakat , namun yang dirasakan saat ini adalah jauhnya
jarak tempuh dari desa masing – masing karena kebanyakan mata air tersebut
berada didalam kawasan hutan dan butuh waktu serta tenaga dan biaya ekstra
untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.
“ Saat
ini masyarakat di desa kami hanya mengandalkan sumber mata air yang ada di
tengah hutan jati, karena mata air tersebut masih mampu untuk mencukupi
kebutuhan kami, namun jarak tempuh yang jauh membuat kami harus meluangkan
waktu dan tenaga ekstra untuk mencari air bersih tersebut, dan dengan adanya
pembagian air dari Perhutani tersebut kami merasa tertolong karena pasokan air tersebut bisa
kami pergunakan untuk 3 hari kedepan , dan ini artinya masyarakat bisa
memanfaatkan waktunya untuk bekerja diladang
masing – masing” kata Taryono penduduk Desa singget.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda