Kali pertama kaki melangkah
memasuki kawasan bledug kuwu, sepanjang
mata memandang adalah hamparan tanah kosong yang ditengahnya terdapat
gundukan lumpur hitam pekat menggumpal
dan merekah bak kue bika raksasa
sebagian masih basah namun ada juga yang mengering. Namun sejenak kemudian
terdengar dentuman keras yang memecahkan kesunyian pagi disertai muncratnya lumpur dari perut bumi
yang mambawa serta asap putih pekat
dengan kandungan gas alam menebar
aroma minyak tanah yang khas terbawa
desau angin kemarau yang terasa kering
itulah Bledug Kuwu.
Hasrat untuk mendekat pada lokasi
pusat ledakan terhenti sejenak karena dikejauhan nampak tiga orang perempuan
tua dibawah tikaman sinar matahari
sedang asyik menimba air garam yang berasal dari ledakan lumpur , dari
cekungan – cekungan kecil diantara lautan lumpur basah dan sebagian telah mengering,
mereka ternyata mengais rezeki yang di
berikan oleh alam melalui proses ledakan lumpur panas bledug kuwu dengan cara menimba air garam yang terbawa
oleh ledakan tersebut untuk ditampung pada sebuah ember plastik, lalu
dikeringkan pada lajur bambu berjajar rapi yang ada dipinggir lokasi tersebut. Bledug Kuwu terletak di desa kuwu, Kecamatan
Kradenan , kabupaten Grobogan , Jawa tengah yang lekat dengan sebutan lafal
lokal “MBLEDUG “, Areal seluas kurang lebih 45 Ha yang sekelilingnya kelihatan
bak padang lumpurber warna coklat muda kehitaman serta bertopografi rata. dengan sebagian lokasi ditumbuhi rumput
yang mengering karena kemarau tersebut
terdapat beberapa titik ledakan yang tersebar dibeberapa lokasi, namun yang
menarik perhatian pengunjung adalah ledakan utama yang ada ditengah – tengah ,
hal tersebut dapat terdeteksi dari banyaknya tapak sepatu dari pengunjung yang
membekas pada tanah kering yang kadang masih terasa ambles jika di injak , konon menurut cerita telah terjadi ratusan tahun lalu sepantaran
dengan lahirnya huruf jawa yang di ciptakan oleh sang AJI SAKA seorang pengelana dari India setelah menjejakkan kakinya di bumi Jawa
dwipa. Dikisahkan bahwa terjadinya Bledug tersebut berasal dari perjalanan
seekor ular raksasa yang merupakan anak dari Prabu Aji saka yang diberi tugas
untuk membunuh buaya putih , setelah berhasil sang ular lalu pulang ke kerajaan
medang kamolan, namun karena tidak tahan berjalan didalam perut bumi, lalu ularpun muncul di permukaan bumi tempat
kemunculan ular raksasa tersebut dikenal sebagai Bledug kuwu tersebut sampai
sekarang
Menurut keterangan penduduk asli Mbledug, Suratno ( 45 Th) y7ang lahir dari desa sekitar lokasi
dan sekarang berprofesi sebagai juru parkir dan
kadang sebagai guide pada taman wisata tersebut menjelaskan bahwa
dilokasi tersebut saat ini suara dan kekuatan ledakan tidak sehebat dulu semasa
dia masih kecil,” waktu kecil saya sampai pertengahan tahun 80 an suara ledakan
terdengan sampai radius 3 Km , hal tersebut saya ketahui karena merupakan salah
satu penduduk kelahiran sekitar sini ( Bledug) katanya membuka pembicaraan,
namun sekarang sekarang sudah agak berkurang kekuatannya mungkin disebabkan oleh semakin bertambahnya
usia bumi ini “ katanya dengan menduga – duga, namun untuk ritme ledakan rata – rata setiap 2-5 menit
masih bisa kita nikmati, katanya sambil menikmati kretek yang dikeluarkan dari
saku bajunya. Dikatakan bahwa lokasi bledug ini aman untuk dikunjungi sampai
dekat dengan pusat ledakan karena dari
tepiah lokasi sudah dibangun jalan setapak dari beton yang menuju arah pusat ledakan walaupun sebagian ada yang
ambles karena proses alam. “ Selama saya disini menurut pengamatan secara kasat mata titik pusat ledakan secara
perlahan bergeser kearah selatan menjauh dari
selter yang ada di lokasi , hal tersebut disebabkan karena pada tepian
selter sering di injak pengunjung sehingga tekstur tanahnya semakin padat, dan
sifat bledug ini selalu mencari tanah yang agak gembur “ katanya sembari
menawarkan sebatang kretek. Sedangkan untuk wilayah Grobogan ini juga ada
beberapa lokasi semacam ini diantaranya di daerah Crewek ada sumber lumpur yang
masih aktif dan mengeluarkan cairan merah tembaga, serta di kawasan hutan
kesongo di Kecamatan Gabusan, namun
untuk ledakan lumpur di kesongo hanya kecil namun terjadi merata hmapir seluruh
lokasi.
Dari pengamatan lapangan memang pada pusat
ledakan bledug kuwu ada beberapa titik yang masih aktif melontarkan lumpur
panas dari perut bumi dengan suara ledakan yang cukup keras , untuk titik ledakan utama
suara nya memang kurang keras , namun volume material yang disemburkan
cukup banyak, ledakan lumpur yang berbunyi keras justru dari arah sekitar nya
yang agak kecil, tetapi cukup
menggetarkan nyali pengunjung Karena setiap terjadi ledakan selalu di ikuti
dengan keluarnya asap membumbung dan semburatnya lumpur cair mengandung bahan
aktif garam yang terlihat banyak berceceran dilokasi cekungan tanah lumpur yang telah mengering,
kadang sudah ada yang mengkristal menjadi butiran garam dan mampu memantulkan
kemilau diterpa sinar matahari musim kemarau bak butiran mutiara ditengah
padang lumpur . Perihal adanya garam yang dihasilkan oleh ledakan lumpur
tersebut dibenarkan oleh Yulli ( 26 Th ) menurut ibu satu anak tersebut
mengatakan bahwa garam yang dihasilkan dari kuwu ini memang mempunyai taste
yang tidak dimiliki oleh garam yang lain ” rasanya gimana gitu lho garam dari Mbledug ini dan konon menurut para
pembeli garam dari sini bisa untuk mengusir hewan melata yang kadang masuk
kerumah , selain itu dari lokasi ini juga dihasilkan Bleng atau garam cair sebagai bahan campuran pembuat kerupuk gendar
oleh masyarakat serta sebagian kecil belerang, katanya setengah promosi. Adapun cara mengumpulkan
air garam tersebut dengan cara membuat alur disekitar ledakan kecil lalu
dialirkan pada cekungan besar yang telah ada dengan tujuan untuk memudahkan
menimba air asin tersebut baru ditampung pada ember yang telah disediakan, baru
air garam tersebut dituangkan pada larikan bambu yang tertata dipinggir lokasi
.Jelasnya
Benar tidaknya legenda yang telah
terlanjur terpatri dan telah menjadi semacam kultur pada budaya jawa tersebut
memang belum teruji di era dunia maya saat ini, namun yang jelas Bledug Kuwu
merupakan bukti kebesaran Allah yang telah menciptakan salah satu keajaiban di
Jawa Tengah dan menjadi gantungan hidup sebagian masyarakat sekitarnya dengan
takaran keahlian masing – masing, serta mampu menyedot perhatian dari banyak
kalangan baik sebagai ajang penelitian kandungan mineral yang ada dari sisi
ilmu pengetahuan modern, maupun sebagai tempat wisata edukasi tentang
terjadinya pulau jawa ini.( HMS – RDB )
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda