Rabu, 27 Januari 2010


PERESMIAN RUANG BELAJAR

Dua puluh atau tiga puluh tahun kedepan saya barharap ada alumni TK Tunas Rimba atau PAUD Tunas Silva berdiri disini dan berbicara memberikan arahan kepada peserta dengan kapasitas sebagai Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Kalimat tersebut terlontar dari Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Ir Heru Siswanto saat membrikan arahan kepada segenap peserta pelatihan Tutor PAUD yang dilaksanakan di Randublatung beberapa waktu lalu yang diikuti oleh 75 peserta dari beberapa daerah. Lebih lanjut dikatakan bahwa kepedulian Perhutani terhadap pendidikan anak – anak akan lebih berpihak, hal tersebut karena anggaran YTRP dimasukkan dalam RKAP tahun 2010, sehingga secara otomatis YTRP akan mampu untuk mengelola anggatan tersebut untuk lebih bisa memberdayakan dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung program pendidikan yang telah lama dirintisnya.
“ Peran tanggung jawab sosial bai masyarakat yang selama ini dilakukan oleh yayasan Tunas Rimba Perhutani kedepan akan lebih jelas dan mengemuka dengan adanya anggaran khusus yang diberikan oleh Perusahaan, hal tersebut karena selama ini kerja keras jajaran YTRP telah membuktikan dan menunjukkan pada masyarakat bahwa mereka telah mampu mengelola kegiatan sosial kemasyarakatan dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyaratak luas” jelas Heru Siswanto.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Ketua YTRP Cabang Randublatung Ny Ine Erliani SPd melaporkan bahwa diwilayah kerjanya YTRP telah membina sebanyak 6 buah TK dan 1 Buah SMP Rimba Teruna yang konon merupakan satu – satunya SMP yang dimiliki oleh Perum Perhutani di Negeri ini, sehingga dengan adanya sekolahan tersebut tentunya juga memerlukan anggaran yang besar untuk membantu operasionalnya.dihadapan Ketua YTRP Jawa Tengah dilaporkan bahwa melalui pendidikan dan PHBM Perhutani akan dilihat dan dinilai oleh masyarakat secara utuh peran dan tanggung jawab sosialnya , dan ini merupakan potret riil pengabdian Perhutani kepada masyarakat tambah Ny Ine Erliani Spd, disampaikan pula bahwa dengan sistim PHBM yang ada di Randublatung setiap LMDH mengalokasikan dananya untuk mengelola Pendidikan yang ada pada setiap Desa hutan yang telah , bahkan ada pendirian TK dan PAUD yang murni biaya pendiriaannya dilakukan oleh LMDH.
Dalam kegiatan tersebut rombongan YTRP Jawa Tengah yang diketuai oleh Ny Heru Siswanto meninjau lokasi Kegiatan belajar mengajar di kelas pada sekolahan PAUD Tunas Silva,TK Tunas Rimba I dan SMP Rimba Teruna yang menjadi binaan YTRP, serta meresmikan tambahan lokal baru TK Tunas Rimba I yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Perum Perhutani Jawa Tengah serta pemotongan tumpeng oleh Ny.. yang diserahkan kepada Kepala sekolah TK Tunas Rimba I .

Minggu, 10 Januari 2010

KLIK OUT !


kalau selama ini penulis blog jarang tampil sekali waktu pada saat hunting memperlihatkan diri sendiri kepada semuanya, lokasi ini diambil fotonya di bibir sungai serayu Purwokerto Jawa Tengah Indonesia


JAJAK BISNIS TEMULAWAK ( Curcuma Xanthorrizha )
Tekad bulat antara Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ), Dinas Kehutanan dan Perhutani KPH Randublatung untuk menggali dan meningkatkan potensi produksi empon –empon temulawak ( Curcuma Xanthorrizha ), yang ada di kawasan hutan KPH Randublatung, salah satunya adalah melakukan jajak usaha dengan pabrikan jamu yang ada diwilayah Jawa Tengah.
Dalam melakukan bisnis etika yang harus di junjung adalah kepercayaan antara kedua belah pihak yang akan melakukan kerjasama tersebut , hal tersebut akan terwujud kalau masing – masing pihak tahu potensi dan kemampuan yang akan digunakan untuk melakukan kerjasama usaha. Langkah itulah yang ditempuh oleh Asosiasi LMDH Wahana Makarti Wana Randublatung besama dengan rombongan melakukan lawatan ke pabrikan jamu Sido Muncul yang berlokasi di Semarang dengan tujuan untuk memamerkan potensi yang ada diwilayah Randublatung khususnya potensi Empon – empon . perlu diketahui bahwa diwilayah hutan KPH randublatung ada beberapa sentra tanaman empon – empon berupa temulawak ( Curcuma Xanthorrizha )seluas 30,9 Ha yang tersebar di 6 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( BKPH ) Beran, Ngliron, Kedungjambu, Kemadoh, Tanggel dan Temuireng serta telah berdiri pula sebuah pabrik mini pengolah hasil panen tanaman temulawak tersebut, sehingga diharapkan bisa menampung hasil panen yang ada dari kawasan hutan menjadi hasil olahan awal berupa simplisia ( irisan ) kering.
“ Ada beberapa persyaratan yang harus ditempuh oleh LMDH apabila ingin melakukan kerjasama usaha dengan Pabrik Kami “ Demikian dikatakan PR Bambang PT Sido Muncul mewakili pimpinan Perusahaan dihadapan peserta study banding, salah satunya adalah produk yang diserahkan harus benar – benar bersih dari kotoran dan bebas jamur, selain itu juga kontinuitas pasokan bahan baku yang perlu diperhatikan, sehingga kami yang menerima tidak mengalami stagnan ,hal ini perlu kami tekankan karena pabrik kami memasang kapasitas produksi yang tinggi. Selain itu , lanjut Bambang kami juga mengingatkan bahwa pola tanam petani jangan hanya mengikuti arus komoditas yang saat itu mempunyai nilai pasar tinggi, misalnya untuk saat ini jenis komoditas empon –empon yang laku jenis kunci pepet (Kaempferia angustifolia Rosc. ) maka secara berbondong – bondong petani akan menanam semua, hal ini justru sangat merugikan bagi petani sendiri karena adanya pemaksaan budidaya dengan harapan harga yang menggiurkan, alhasil setelah panen raya harga komoditi tersebut akan jatuh karena banyaknya stok dilapangan dan faktor Gradding yang diberlakukan pedagang. Menurut Bambang LMDH KPH Randublatung yang sudah mempunyai kekuatan berupa tanaman temulawaj dan mampu mengolah menjadi simplisia kering, jika akan merambah sektor agrobisnis hal mendasar yang harus diperhatikan adalah mempertahankan potensi tanaman yang cocok disatu wilayah sehingga mampu memberikan daya saing yang kuat dalam satu jenis komoditas yang diimbangi pula dengan kualitas dan kuantitas hasil panen, hal tersebut tentunya akan memberikan gambaran bahwa jenis komoditas temulawak Randublatung bisa dijamin kualitas dan kuantitasnya dan layak untuk dijadikan barang dagangan sesuai dengan standart umum pabrik jelasnya. Dengan adanya ketersediaan pasokan tersebut tentunya akan meberikan kepercayaan terhadap mitra yang akan diajak kerjasama. Dari adanya penjelasan tersebut seakan – akan didapat titik terang tentang budidaya tanaman temulawak ,sehingga bisa memacu semangat usaha para petani hutan yang tergabung dalam LMDH, namun yang perlu juga diperhatikan adalah kerjasama antar pihak untuk menjaga kelangsungan produk tersebut sehingga mampu menjadikan Brand Image bahwa ada Simplisia temulawak dengan kualitas baik sesuai starndart bahan baku pabrik dapat dipastikan hasil produksi LMDH Randublatung, itulah yang perlu dijaga.


STUDY BANDING JPP


Menapak hari esok dengan cara membuat tanaman yang lebih baik menjadi tujuan utamajajaran rimbawan KPH Randublatung untuk melakukan lawatan sekaligus belajar kepada jajaran Rimbawan di KPH Pemalang, Study banding Tanaman Jati Plus Perhutani ( JPP ) itulah kalimat yang pas.
Sebanyak 42 orang Rimbawan Randublatung yang terdiri dari mandor tanam,KRPH serta Asper /KBKPH telah melakukan lawatan ke KPH Pemalang untuk belajar lebih detil mengenai tanaman JPP yang dikembangkan diKPH tersebut. Ada beberapa agenda yang diusung dan akan diungkapkan di KPH Pemalang mengenai JPP tersebut diantaranya Proses pembuatan bibit jati melalui kultur jaringan, yang saat ini masih menempati urutan teratas pertumbuhannya dan mempunyai beberapa keunggulan dilapangan baik pertumbuhan riap maupun kualitas pohon yang dihasilkan.
Kultur jaringan memang saat ini yang lagi gencar dikembangkan oleh Pusbanghut di Cepu karena melalui sistim ini penyimpangan genetika dari pohon induk sangat minim , hal tersebut karena bibit yang dihasilkan tidak melalui pembuahan konvensional ( generatif).Hal tersebut dikatakan oleh salah satu petugas peneliti tanaman JPP yang telah melakukan pengamatan tentang metode tersebut. Perlakuan bibit hasil kultur jaringan ini dilapangan sama dengan perlakuan bibit jati pada umumnya yang dilakukan dengan cara tumpangsari. Hal tersebut karena pada lahan garapan yang ditumpangsari ketersediaan akan unsur- unsure penunjang kehidupan lebih banyak terpenuhi dengan cara pengolahan tanah yang baik bersamaan dengan pengolahan tanah pada tanaman palawija.Dari beberapa lokasi yang dilakukan penanaman JPP pada KPH Pemalang, memang tanaman jati hasil dari kultur jaringan tersebut dapat tumbuh baik , karena syarat tumbuhnya dipenuhi baik mengeani pengolahan tanah , pemupukan pendangiran lanjutan sampai dengan perawatan pohon,sehingga tanaman tersebut bisa cepat tumbuh.
Kondisi tanah di KPH Pemalang dan KPH Randublatung memang berbeda, namun hal tersebur tidaklah menyurutkan niat Rimbawan Randublatung untuk mensukseskan penanaman JPP hasil kultr jaringan ini, kuncinya adalah kaidah – kaidah penanaman jati dipenuhi semua mulai dari pengolahan tanah pertama kali , pembuatan lobang tanam yang sesuai dan pemeliharaan yang teratur .
Dalam study banding tersebut selain ditunjukkan bagai mana cara perlakuan pratanam pada bibit jati JPP juga hasil tanaman JPP dari sisitim kultur jaringa setelah ditanam dilapangan dengan cara intensif yang mamapu mencapai ketinggian rata – rata 5 meter lebih (Andan.S )