Rabu, 17 Agustus 2011

PEDULI KASIH PERHUTANI


“PEDULI KASIH” 17 AN KPH RANDUBLATUNG

Raut muka senang dan gembira yang tak terlukiskan ditemukan pada setiap penerima bantuan paket kemerdekaan dari Perhutani KPH Randublatung, berupa 5 kilogram beras yang diterima setiap keluarga kurang beruntung, dan ucapan terimakasih yang tulus keluar dari bibir mereka kepada Perhutani yang telah peduli dan membantu mengurai kesulitan hidup ditengah lilitan ekonomi yang entah kapan bisa mereka urai.
Ya itulah aksi solidaritas karyawan untuk memperingati kememerdekaan negeri yang ke 66 ini kepada masyarakat sekitar dengan cara membagikan paket sembako kepada yang berhak menerima, berbagi kebahagiaan dengan sesama warga itulah yang mendasari semangat kebersamaan karyawan Perhutani KPH Randublatung untuk mengisi acara kegiatan HUT Kemerdekaan negeri yang genap berusia 66 tahun. Wujud peduli tersebut dengan menyerahkan bantuan berupa sembako yang diperuntukkan bagi warga yang kurang beruntung dari sisi ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.
Menurut Pangat dan Fatkurrahman karyawan Perhutani KPH Randublatung selaku panitia pelaksana mengatakan bahwa sumberdana yang diperlukan untuk membantu para warga sekitar tersebut berasal dari sumbangan suka rela yang berhasil digalang dari kalangan karyawan, ide tersebut muncul karena untuk melakukan kegiatan olahraga dalam meramaikan “hari bahagia negeri” tersebut bersamaan dengan bulan puasa sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu ibadah puasa yang dilakukan oleh mayoritas karyawan, solusinya kita buat saja acara peduli warga dengan cara memberikan paket kemerdekaan dari Perhutani tersebut.
Paket kemerdekaan berupa beras sebanyak 63 bungkus dengan berat 5 kilogram perbungkusnya tersebut dibagikan kepada warga sekitar kantor KPH Randublatung, untuk tahun depan Insya Allah akan kita tingkatkan lagi program pembagian paket kemerdekaan ini kepada masyarakat , sehingga mereka juga bisa merasakan arti kemerdekaan negeri dari sisi ekonomi. katanya

Senin, 08 Agustus 2011

TAYUB MASIH EKSIS DIKAWASAN HUTAN


ARTI SEBUAH TRADISI

Kultur masyarakat berupa sedekah bumi merupakan simbol kearifan lokal yang tak tergerus oleh kemajuan zaman, karena sedekah bumi merupakan ungkapan rasa syukur manusia terhadap Tuhan atas karunia berupa murah sandang, murah pangan serta terlepas dari ancaman segala marabahaya yang setiap saat bisa menimpa umat manusia.
Ya itulah gambaran acara sedekah bumi yang setiap tahun selalu di lakukan oleh masyarakat desa sekitar hutan, ada beberapa versi yang dilakukan oleh mereka dalam melakukan ritual tahunan tersebut, namun tujuan yang diinginkan adalah sama yaitu ungkapan rasa syukur kepadaNYA.
Kebanyakan warga sebuah desa selalu mempunyai hari – hari istimewa dalam hitungan kelender jawa untuk memperingati ritual sedekah bumi tersebut , bahkan beberapa warga yang telah hidup lama dalam perantauan tersebut ada yang rela pulang kampung hanya sekedar ingin ikut dalam prosesi tersebut dengan alasan masih ada keterkaitan emosi dengan tanah kelahirannya. “ Selaku warga desa Kuwung yang lama merantau ke Jakarta saya selalu menyempatkan diri pulang pada saat acara bersih desa dikampung, karena saya merasa kurang sreg apabila tidak dirumah saat acara bersih desa tersebut “ kata Priyo Utama pria paruh baya menuturkan. Dari acara tersebut selain bisa bertemu dengan sanak saudara juga sekaligus sebagai obat rindu terhadap kampong halaman tempat saya dilahirkan 47 tahun lalu tambahnya.
Disisi lain dengan adanya “keramaian” tersebut juga mampu memberikan nafkah bagi para pedagang keliling mainan karena banyaknya anak – anak desa yang ingin mencari dan menikmati hal baru dengan cara membeli mainan yang bernuansa kota.
Sementara itu Kepala Dusun Kuwung, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan Eko Budianto menjelaskan bahwa pada setiap Jum’at paing sesuai hitungan kalender Jawa warga desanya selalu memperingati hari istimewa tersebut “ kami warga dusun ini selalu memperingati acara sedekah bumi ini tiap tahun, lokasi yang digunakan kita pusatkan di Sendang kuwung yang merupakan salah satu mata air dalam kawasan hutan KPH Randublatung berada di petak 123 RPH Menden BKPH Beran, lokasi ini kami pandang sangat strategis karena mata air di kawasan hutan tersebut mampu mensuplai kebutuhan air minum bagi warga desa Mendenrejo dan bagi warga kami sendiri khususnya.

MULYONO SANG ABDI DALEM


KETENANGAN BATIN YANG DICARI

Menjadi abdi dalem kraton dengan pangkat Pekathik kerbau merupakan jalam hidup yang dipilih oleh Mulyono,yang ia lakoni mulai tahun 1951 sampai sekarang , dengan beslit dari Susuhunan Ingkang Sunuhun Kanjeng Sultan Paku Buwono ke X dengan sebutan Rekso maheso kebo tersebut tetap telaten dengan profesinya walaupun dengan gaji sebesar Rp 42.000,- perbulannya.
Itulah gambaran sosok yang setia dengan pekerjaannya sebagai pekathik yang sehari – hari megurus kebersihan serta kebutuhan hidup kerbau milik kraton Surakarta, bagi pria kelahiran Ponorogo berpostur pendek dengan kulit hitam legam karena diterpa panasnya mentari tiap harinya yang lupa tahun lahirnya tersebut, menjadi abdi dalem keraton merupakan sebuah anugerah dari Kraton Surakarta Hadiningrat, tutur Mulyono dengan raut muka yang menggambarkan torehan sejarah yang panjang sebagai abdi dalem membuka pembicaraan, dikatakan pria yang telah masuk ambang usia senja namun masih memiliki rasa kesetiaan yang mendarah dagung tersebut bahwa menurut keyakinan jawa menjadi abdi dalem adalah sebuah laku mulia dalam kultur jawa oleh karena itu biarpun digaji rendah menurut ukuran kebutuhan saat ini baginya tidak menjadi masalah.” Belanja dari Keraton memang sedikit nilainya mas, namun bagi saya sekeluarga cukup untuk hidup bersama keluarga, karena kami berprinsip sumarah sehingga disanubarinya tertanam jiwa yang tenang, tenteram , kita serahkan semuanya terhadap Gusti Allah dan pekerjaan sebagai abdi dalem ini merupakan kebanggaan bagi saya , tuturnya.
Pekerjaan Mulyono tersebut setiap hari menjaga Kerbau milik kraton Surakarta dikenal khalayak dengan sebutan Kyai Slamet, merupakan sekawanan kerbau bule yang sehari – hari dia gembalakan di alon – alon selatan Kraton . “Dahulu kalau menggembala kyai slamet saya sampai di wilayah Mojo bahkan sampai Delanggu, namun sekarang hanya disekitar alun – alun Gladak saja “ tuturnya dengan logat jawa kraton, hal tersebut dia lakukan dengan pertimbangan bahwa lahan untuk menggembala diluar kraton sudah banyak yang beralih fungsi sehingga hanya diwilayah ndalem kraton saja kyai slamet digembalakan.
Disinggung masalah belanja yang jauh dari tuntutan ekonomi tersebut menurut lelaki renta penduduk kampung Sangkrah, kecamatan Pasar Kliwon yang mempunyai sorot mata tajam penuh rasa optimis terhadap pilihan hidupnya tersebut disikapi dengan bijak. “ Rezeki, hidup dan mati itu sudah ada yang mengatur, dan kita tinggal melakoninya dengan baik, apalagi menjadi abdi dalem ini kan sembarang orang belum tentu mau dan mampu melakukan ,ini merupakan penghargaan bagi kami selaku kawulo alit untuk melayani Kanjeng Sinuhun semampu saya dan yang penting bagi saya dan keluarga dekat dengan lingkungan keluarga Keraton batin saya merasa tenteram dan ini merupakan sebuah kanugrahan yang tidak bisa diukur “ katanya.

Penulis : Andan Subiyantoro
Catatan Kecil Work Shop Writing Creative Fot Multi Purpose

PELATIHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN


TIDAK INGIN KUALITAS TEGAKAN JELEK AKIBAT KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan pada musim kemarau merupakan ancaman yang cukup serius, karena bisa merusak tata mikroorganisme dalam tanah yang berakibat pada degradasi ketersediaan air dan kesuburan tanah dalam kawasan hutan.
Kesuburan tanah dan kelangsungan hidup mikro organisme serta ketersediaan air , yangi memotivasi pelatihan penanggulangan kebakaran hutan yang dilakukan oleh jajaran rimbawan Perhutani KPH Randublatung, persoalan kecil tersebut akan mengemuka dikemudian hari karena dengan matinya mikro organisme tentunya akan berpengaruh pada kesuburan tanah yang bersentuhan langsung terhadap pertumbuhan tanaman hutan serta penyusutan sumber mata air yang ada dikawasan hutan.
“Untuk menghadapi musin kemarau tahun ini jajaran rimbawan KPH Randublatung telah dibekali dengan pengetahuan penjinakan api dalam kawasan hutan, hal tersebut untuk mengantisipasi adanya kebakaran hutan yang sewaktu – waktu bisa terjadi akibat kondisi cuaca yang kering dibarengi dengan musim rontoknya daun jati sehingga rawan terhadap kebakaran apabila ada percikan api sekecil apapun. Hal tersebut dikatakan Oleh Administratur KPH Randublatung Tri Setya Pratama saat rehat pada acara pelatihan pemadaman kebakaran hutan yang digelar di petak 77 RPH Bodeh BKPH Beran beberapa waktu lalu. Dikatakan bahwa dalam pelatihan ini pihaknya juga mengajak unsur LMDH serta Mahasiswa UGM yang kebetulan lagi praktek lapangan di wilayahnya. “ hal tersebut memang kami lakukan untuk memberikan pengertian kepada mereka bahwa kebakaran hutan sekarang bukan masalah sepele lagi , namun masalah tersebut kami anggap serius karena bersinggungan langsung dengan kondisi kesuburan tanah yang berpengaruh juga terhadap kualitas tegakan jati yang ada nantinya dan kami tidak ingin menjadikan kualitas tegakan hutan randublatung jelek hanya gara – gara kebakaran hutan, keterlibatan LMDH beserta beberapa mahasiswa praktek bertujuan agar kelestarian hutan yang ada sekarang bukan menjadi tanggung jawab perhutani saja namun hutan sekarang menjadi tanggung jawab semua pihak karena memiliki multi fungsi yang amat vital bagi kehidupan manusia jelasnya.