Rabu, 26 Januari 2011

KPH RANDUBLATUNG ADAKAN PELATIHAN TEBANGAN


KUASAI KAIDAH KSS PRIOBAGI PENA

Kecermatan pembagian batang dan penguasaan pengetahuan tenang mutu kayu jati yang ditebang menjadi kunci utama dalam melakukan pekerjaan pembagian batang, sehingga akan menghasilkan potongan kayu yang laku dipasaran.
Pelatihan kerja tebangan kayu jati yang dilakukan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung bagi para mandor tebang serta pejabat Asper / Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KBKPH ), mitra kerja operator chainsaw serta LMDH.
“ Dalam melakukan pemotongan ( Bucking) terhadap pohon jati yang telah rebah , hal utama yang menjadi pemikiran para mandor tebang adalah membuat ukuran potongan kayu yang sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga kayu jati yang menjadi produk andalan pada KPH Randublatung bisa laku dipasaran, hal tersebut karena dalam sebuah proses pekerjaan selalu mengeluarkan biaya operasional yang besar, tentunya juga harus diperoleh produk kayu yang bermutu baik serta ukuran yang laku” demikian dikatakan oleh Kepala Seksi pengujian kayu Perhutani Jawa Tengah Sunarto Spd saat melakukan pengarahan teknis lapangan bagi peserta pelatihan tebangan, yang dibarengkan dengan pelatihan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ( SMK3) serta Chain Of Custody (Lacak balak) di petak 80 RPH Jegong BKPH Kemadoh KPH Randublatung. Lebih lanjut sunarto mengatakan bahwa kaidah bagi dalam melakukan proses pembagian batang petugas lapangan harus selalu berpedoman pada pola KSS PRIO BAGI PENA yang secara utuh diatikan Kepras cabang dan banir Sortimen atau penggolongan diameter kayu berdasarkan keliling batang Status disini dibedakan antara kayu berdiameter besar ( A3) kemudian diameter sedang (A2) diameter kecil (A1) Kayu bahan parket serta kayu bakar, PRIOritas pembangian batang mulai dari mutu Vinir, Hara, Industri, dan mutu lokal BAGI adalah pembagian batang yang dilakukan oleh mandor atau petugas yang ahli dalam hal pembagian batang, PENandaan atau penulisan ukuran kayu pada ujung dan pangkal kayu setelah dipotong serta Administrasi hasil hutan berupa pengisian buku DK model 316 dan dokumen pengiriman kayu jati dari hutan model DK 304. jika kaidah tersebut tidak diperhatikan dan salah satunya diabaikan maka harapan untuk mencapai keberhasilan produksi akan jauh melenceng katanya.
Terkait dengan kelengkapan dokumen pengangkutan kayu jati dari hutan ke Tempat penimbunan kayu berupa dokumen DK 304 setiap pengiriman dokumen tersebut harus selalu disertakan, karena merupakan bukti resmi bahwa kayu jati yang diangkut oleh armada angkutan tersebut benar – benar dari kawasan hutan Perhutani, apabila tidak ada dokumen yang jelas bisa dikatakan kayu tersebut berasal dari tebangan illegal.

Jumat, 21 Januari 2011


TIM TRABAS SABAWANA RANDUBLATUNG PEDULI PENDIDIKAN
Implementasi program komunikasi sosial yang termasuk dalam jejaring pengamanan hutan dilakukan dengan meningkatkan kepedulian kita kepada masyarakat sekitar hutan, serta menggandeng berbagai elemen masyarakat sehingga tujuan kita untuk mengamankan hutan dengan pola persuasif bisa tercapai, ibaratnya kita akan menangkap ikan di air namun jangan sampai membuat keruh air tersebut.
Peduli kepada masyarakat desa hutan itulah misi sosial yang dilakukan oleh jajaran rimbawan Randublatung yang saat ini sedang giat ditempuh, dengan melibatkan unsur Muspika terdekat bersama – sama masuk kedalam wilayah desa hutan.
Melalui olahraga trabas hutan bermotor bersama dengan jajaran lain yang bisa menjalin keakraban antar instansi, juga untuk mengetahui dari dekat kondisi desa – desa sekitar hutan yang sulit dijangkau dengan moda transportasi mobil akibat kondisi jalan yang sulit dilalui kendaraan roda empat. Hal tersebut dikatakan oleh Asper KBKPH Temuireng Agus Kusnandar pada saat melakukan kegiatan trabas di wilayah kerjanya. Ditambahkan bahwa menurutnya dengan cara trabas hutan bersama menembus Desa Alasmalang Kecamatan Jati ,Blora, ini dipandang merupakan sarana yang efektif untuk melakukan program komunikasi sosial, karena kita bisa langsung menyentuh kepada sasaran yaitu desa – desa yang ada didalam kawasan hutan serta sulit dijangkau dengan kendaraan lain akibat kondisi jalan yang kurang memungkinkan.
Trabas hutan yang dilakukan oleh tim Saba wana tersebut bukan sekedar kegiatan bermotor belaka namun juga membawa misi sosial diantaranya adalah mencari masukan tentang kondisi pendidikan bagi anak – anak desa hutan secara nyata, Camat Jati Drs Sakdullah yang juga terlibat dalam event tersebut menyambut baik upaya Perhutani KPH Randublatung karena telah peduli dengan warganya yang terletak jauh dari keramaian, “Kami berterimakasih kepada teman – teman dari Perhutani KPH Randublatung karena telah peduli kepada warga kami yang terletak di desa yang terpencil ini dan satu – satunya mengakses desa ini memang harus menggunakan motor secara bersama – sama sehingga aka rasa kebersamaan tim dalam acara trabas tersebut, hal tersebut terlihat pada saat menghadapi rintangan di jalan terlihat tidak ada sekat antara pejabat dan bukan yang penting semua bisa melintasi dan mengatasi rintangan yang ada.
Pada kesempatan tersebut tim trabas juga memberikan sumbangan berupa Buku tulis dan seragam sekolah kepada SD Temuireng II yang diberikan oleh Camat jati Sakdullah serta Asper KBKPH Temuireng Agus Kusnandar, juga dibahas wacana tentang masalah pinjam pakai kawasan hutan RPH Alas malang yang akan dipergunakan untuk pembangunan gedung SD Temuireng yang baru.”Untuk masalah usulan atau wacana pinjam pakai kawasan hutan ini kami tampung dulu dan akan kami teruskan ke pimpinan , karena untuk melakukan pinjam pakai kawasan KPH Randublatung tidak berwenang untuk memutuskan “ kata Administratur KPH Randublatung Ir Tri Setya Pratama.

Kamis, 20 Januari 2011


PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS BAGI LMDH

Pelatihan ketrampilan serta pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan peran aktif untuk menuju kemandirian lembaga masyarakat desa hutan dilakukan oleh Perum Perhutani KPH Randublatung bersama dengan Dinas Pertanian tanaman pangan cabang Randublatung ,berupa pembuatan kompos yang berbahan dasar limbah ternak dan pertanian.
“ Pelatihan pembuatan kompos ini dilakukan dengan tujuan memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada LMDH, sehingga nantinya LMDH bisa mandiri dan tidak akan banyak bergantung dari perolehan sharing dari Perhutani, dan dalam mengawal proses kemandirian ini memang perlu dilakukan pengawalan serta bimbingan dari Perhutani, bahkan tidak menutup kemungkinan perjalanan yang mengarah kepada kemandirian ini juga perlu dilibatkan berbagai pihak yang berkepentingan” hal tersebut dikatakan oleh Wakil Adm.Randublatung Selatan Untoro T Kurniawan S.Hut.MM yang mewakili Administratur pada saat membuka pelatihan tersebut.
Lebih lanjut dikatakan bahwa tidak menutup kemungkinan dalam menempuh proses kemandirian tersebut akan digali berbagai potensi yang ada pada masing – masing desa sehingga tiap LMDH nantinya punya hasil andalan yang mampu menjadi ikon LMDH tersebut , kalau LMDH Ngliron mampu membuat minuman segar dari tanaman temulawak kenapa LMDH lain tidak mampu menciptakanproduk unggulan lain kata Untoro T Kurniawan, dihadapan peserta pelatihan yang terdiri dari seluruh Ketua LMDH dan Ketua Pokja serta mandor lingkungan dan mandor pendamping PHBM tersebut.
Sementara itu Trainer pembuatan kompos dari Dinas Pertanian dan tanaman pangan Randublatung Hartono SP mengatakan bahwa usaha pembuatan kompos ini memang cocok dilakukan dan diterapkan di pedesaan, hal tersebut karena selain bahan baku yang dibutuhkan relative mudah didapat, juga hasil olahan kompos bisa digunakan untuk petani hutan sendiri atau dijual melalui LMDH masing – masing. Perlu juga dimengerti oleh masyarakat bahwa sekarang trend pemasaran hasil pertanian mulai bergeser kepada pola organik atau alami sehingga penggunaan dan kebutuhan kompos semakin hari semakin meningkat, namun jangan lupa bahwa kualitas kompos yang dihasilkan juga harus sesuai dengan permintaan pasar yang ada. Hal tersebut dikatakan dihadapan peserta pelatihan yang terdiri dari unsur LMDH dan mandor social serta mandor pendamping PHBM sewilayah kerja KPH Randublatung di Gedung wanagraha.

PENYULUHAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA ( B3)
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyuluhan tentang bahaya penggunaan bahan beracun berbahayayang terkandung dalam pestisida, herbisida, serta fungisida yang sering digunakan untuk mengolah lahan dikawasan hutan.
Penggunaan B3 dikawasan huta memang dilarang oleh Pemerintah, hal tersebut karena terdapat kandungan bahan kimia yang tidak mudah atau tidak bisa diurai oleh mikrobia tanah sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kondisi tanah kawasan hutan serta lingkungan yang tercemari.
Penyuluhan trsebut sekaligus juga mengingatkan pada semua pihak bahwa laranga penggunaan B3 yang telah dikerjasamakan dengan LMDH agar selalu ditaati dan dipahami sehingga apabila dijumpai ada anggota LMDH yang memakai dapat ditgur karena memang penggunaan bahan kimia tersebut dilarang dipergunakan.

Rabu, 19 Januari 2011

PELATIHAN PEMBUATAN TANAMAN KPH RANDUBLATUNG


PELATIHAN PEMBUATAN TANAMAN

Menyongsong sukses tanaman 2011 Perum Perhutani KPH randublatung telah mengadakan pelatihan pembuatan tanaman bagi para mandor tanam , dengan tujuan untuk menyamakan persepsi serta pola kerja dan pola pikir sehingga mampu membuat tanaman sesuai dengan petunjuk kerja yang ada.
Hal tersebut dikatakan oleh Administratur PerhutaninKPH Randublatung Ir Tri Setya Pratama pada saat memberikan arahan umum kepada peserta pelatihan yang diikuti oleh seluruh Asper/KBKPH ,KRPH, serta mandor tanam yang menangani tanaman Jati Plus Perhutani di petak 39 RPH Kedungringin, BKPH Ngliron. ditambahkan oleh Tri Setya Pratama bahwa untuk tahun 2011 tanaman merupakan asset perusahaan sehingga dalam pembuatan tanaman tahun ini dan seterusnya tidak boleh ada kegagalan , dan untuk mensukseskan tanaman tersebut kita harus mengawal dari awal sampai tanaman tersebut lepas kontrak ( umur 3 th). Standart Operasional Prosedur atau petunjuk teknis pembuatan tanaman harus dikuasai betul oleh para mandor tebang sehingga pekerjaan bisa dilakukan secara maksimal yang tentunya berpengaruh juga terhadap keberhasilan tanaman tambahnya.
Pada Kesempatan yang sama Wakil Adm Muh. Alwan soleh S.Hut juga mengingatkan bahwa apabila dijumpai adanya pesanggem yang melakukan penggarapan masih menggunakan bahan beracun berbahaya ( B3) yang dilarang diharapkan kepada jajaran rimbawan lapangan untuk mengingatkan dan melarang penggunaan B3 tersebut.” Kami mengharapkan semua jajaran petugas lapangan agar selalu waspada dan teliti apabila menemui penggunaan B3 dilapangan, hal tersebut karena dalam pelaksanaan sistim pengelolaan hutan lestari yang diterapkan di KPH Randublatung salah satu syarat utama adalah tidak memakai Bahan beracun berbahaya baik dalam bentuk herbisida, fungisida maupun pestisida yang dilarang oleh pemerintah, hal ini bukan tanpa alasan, karena penggunaan B3 yang dilarang tersebut kandungan bahan kimia yang berbahaya akan sulit diuraikan oleh mikrobia tanah dan ini berakibat terhadap sturktur serta kesuburan tanah yang ada, kata Alwan soleh.



Pemberian reward dan hadiah
Dalam kesempatan yang sama juga diberikan reward atau penghargaan kepada semua mandor tanam atas prestasi kerjanya dalam membuat dan mensukseskan tanaman tahun 2009 oleh perusahaan yang nilai nominalnya bervariasi tergantung luasan yang menjadi tanggung jawabnya.
Selain itu khusus bagi mandor tanam yang mempunyai prestasi bagus selama 3 tahun berturut –turut juga diberikan hadiah berupa kambing kepada Pasiran mandor tanam BKPH Ngliron sebagai juara pertama, Marjo Mandor tanam BKPH Trembes juara kedua, Suripan Mandor tanam BKPH Temanjang juara ketiga.
Penentuan juara ini didasarkan pada penilaian tanaman selama 3 tahun yang dilakukan oleh tim penilai tingkat KPH Randublatung maupun tingkat Unit I Perum Perhutani Jawa Tengah.

Kamis, 13 Januari 2011

KPH RANDUBLATUNG TANAM POHON BERSAMA

KPH RANDUBLATUNG PEDULI WARGA SEKITAR HUTAN

TANAM POHON BERSAMA


Selamatkan Sempadan Sungai di Hutan

Hutan lebat sering menjadikan debit air meningka. Arus air yang kuat kerap mengikis tanah di daerah aliran sungai (DAS). Jika tidak diantisipasi, dikhawatirkan tanah yang terkiis semakin lebar sehingga mengancam tanaman disekitar sungai. Tanah yang terkikis di DAS tidak hanya terjadi di kawasan permukiman warga tetapi juga di hutan. Untuk menyelamatkan sempadan sungai di kawasan hutan tersebut., perkumpulan off road Trabas Sabawana KPH Randublatung menanam pohon, belum lama ini.
Guyuran hujan tidak menyurutkan nyali mereka untuk melakukan aksi penanaman pohon di KPS Petak 49, RPH Ngampel, BKPH Banyuurip. Kawasan tersebut selama ini sering tergerus aliran air sungai dari petak-petak sekitarnya. Penanaman pohon dilakukan bersama karyawan kantor dan jajaran rimbawan BKPH Banyuurip.

TOPOGRAFI MIRING
”Kegiatan ini memang dilakaukan untuk menghijaukan kembali kawasan hutan ditepi sungai yang sering longsor akibat gerusan air. Kebetulan Topografinya miring serta struktur tanahnya labil,” ujar Andan Subiyantoro, anggota tim Trabas Saba Wana. Asper Banyuurip Djoko Tjatur Rimbawan mengemukakan, kawasan yang ditanami pohon itu topografi tanahnya miring dan diapit oleh dua aliran sungai. Jika hujan turun lebat, debit airnya meningkat dan cenderung menggenangi petak tersebut.”Untuk mengurangi genangan pada petak tersebut kami membuat sudetan sehingga arus air dari atas (hujan) bisa langsung masuk alur sudetan dan terus ke sungai besar” paparnya. Untuk mengamankan kawasan sekitar sudetan tersebut, Djoko Tjatur menanam pohon jenis rimba. Tujuanya untuk menghutankan kawasan tersebut. ”Tanaman jenis rimba kami tanam karena kawasan ini dijadikan KPS. Jenis pohon yang cocok adalah jenis rimba lokal yang banyak tersedia dikawasan sekitar” ujarnya.
Penyelamatkan kawasan hutan dari ancaman gerusan sungai dan longsor utamanya pada kawasan perlindungan setempat memang menjadi prioritas dan hal tersebut sama pentingnya dengan upaya menghijaukan kawasan hutan dengan tanaman pokok kehutanan berupa jati Plus Perhutani. Keseriusan jajaran rimbawan KPH Randublatung tersebut juga diwujudkan dalam event penanaman bersama pada kawasan hutan yang dilakukan setelah apel lagi dikawasan hutan pada petak 14b RPH Sugih BKPH Boto.menurut Enjen Asper KBKPH Boto yang ditemui dilapangan mengatakan bahwa apel pagi yang dilajutkan dengan penanaman bersama ini kami setting untuk mengajak semua jajaran rimbawan baik yang berada di KPH maupun yang berada dilapangan lebih mengerti akan pentingnya fungsi hutan terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Pada acara penanaman bersama tersebut kami juga melibatkan LMDH setempat hal tersebut karena kawasan hutan yang ditanami tersebut masuk dalam wilayah pangkuan desa mereka, jadi secara teknis Perhutani dan LMDH terlibat bersama – sama dalam mengelola hutan secara lestari sesuai dengan nafas PHBM jelasnya.

SOSIALISASI EPMS KPH RANDUBLATUNG


SOSIALISASI EPMS

Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan merupakan syarat utama untuk mendukung laju kinerja sebuah perusahaan. Indicator kinerja tersebut akan terukur dengan baik kalau didukung dengan perangkat lunak yang tersistim pada batasan kemampuan personal yang lengkap.
Enterprises Performance Management System atau EPMS adalah merupakan sistim manajemen kinerja yang berbasis kepada indicator kinerja per jabatan, setiap jabatan di Perum Perhutani mempunyai seperangkat indicator sebagai tolok ikur keberhasilan pencapaian hasil kerja atau justru menunjukkan kegagalan seseorang dalam menggeluti pekerjaan yang diembannya.
Hal tersebut tersirat dalam pelaksanaan sosialisasi sistim EPMS yang dilakukan oleh kasi Sumber daya manusia Perhutani Jawa Tengah Hilalludin di KPH randublatung beberapa waktu lalu, lebih lanjut dikatakan bahwa penerapan EMPS trsebut melalui beberapa tahapan yang harus dilalui oleh sebuah organisasi sehingga nantinya akan diperoleh output berupa data yang valid mengenai kekurangan yang ada pada masing – masing bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan.
“ Pengisian data tentang kemampuan diri seorang pejabat saat ini memang diperlukan dan sistim ini akan menjdai standart kemampuan sebuah BUMN secara corporate, dari hasil pengisian data tersebut akan terukur keberhasilan seorang pejabat dalam menguasai bidang pekerjaannya serta kemampuan bersaing dalam pekerjaan, semakin tinggi kemampuan penguasaan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya maka semakin tinggi pula nilai kinerja yang disandangny, dan tentunya akan berpengaruh terhadap reward terkait dengan kemampuan masing – masing personil” kata Hilalludin.Ditambahkan bahwa apabila dalam melakukan pekerjaan sehari – hari ada kekurangan pada salah satu bidang dan pada penilaian tertera angka merah, maka kekurangan tersebut akan ditutup dengan jenjang pendidikan khusus sehingga bisa terkejar dan terpenuhi kekurangan yang ada, hal ini memang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk memenuhi segala kekurangan dimasing – masing bidang pekerjaan dengan harapan bisa membuat organisasi tersebut berjalan sesuai rencana semula. Dari sistim ini ada tiga hal pokok yang harus dipenuhi yaitu nilai kompetensi, kinerja pada masing – masing pekerjaan serta nilai jabatan yang melekat pada seseorang. Jelas Hilalludin