Senin, 25 Agustus 2008

KABAR - KABARI


Rabu, 27 Agustus 2003
Jawa Tengah - Muria


Jati Berumur Ratusan Tahun Jadi Cagar Alam
BEGITU anda melihat keberadaan puluhan pohon jati alam di RPH Gumeng, BKPH Temengeng, KPH Randublatung, mungkin akan berdecak kagum. Sepintas akan muncul pertanyaan berapa ratus tahun usia pohon itu ?Pertanyaan selanjutnya, siapa dulu yang menanam ? Ya, di samping puluhan pohon jati alam di wana wisata Gubug Payung, masuk wilayah Perhutani KPH Cepu, dan beberapa pohon serupa di wilayah KPH Blora, hingga saat ini masih berdiri tegak puluhan pohon jati alam berukuran besar yang usianya diperkirakan mencapai sekitar 200 tahun lebih. "Jumlah persisnya kami tidak tahu, yang jelas ada 20 pohon lebih," jelas Andan, staf bagian Humas Perhutani KPH Randublatung. Siapa yang menanam pohon-pohon itu, hingga sekarang belum diketahui pasti. Hanya diperkirakan dulu thukul karepe dhewe (tumbuh secara alami). Bisa dibayangkan, berapa diameter puluhan pohon jati alam itu. Sebagai perbandingan, usia tebang pohon jati normal adalah 70 hingga 80 tahun. Pada usia tersebut diameter pohon sudah mencapai kisaran 50 cm. Menurut Andan, pohon di Gumeng itu diameternya mencapai ratusan centimeter, bahkan ada beberapa pohon yang diameternya mencapai sekitar 300 cm. "Ada sebuah pohon dirangkul tiga orang tiga pun tidak ketemu," ujarnya.
Sempat Dijarah
Keberadaan pohon tersebut dinyatakan aman, dan tidak sampai dirambah penjarah. Namun informasi lain menyebutkan, beberapa pohon di antaranya sempat dijarah oleh orang tidak bertanggungjawab.Pengelolaannya kini berada di Dinas Kehutanan. Namun demikian, pihak Perhutani secara otomatis ikut menjaga keamanannya. Ditambahkan Andan, tidak ada rencna untuk menebang puluhan jati berukuran raksana itu. Karena memang sudah sepakati, harta bernilai mahal itu akan dijadikan cagar alam.Administratur KPH Blora, Ir Agus S Prasetya mengemukakan, di wilayah kerjanya juga terdapat beberapa pohon jati alam, yakni di di wilayah Kecamatan Tunjungan. "Ada, jumlahnya memang tidak seberapa. Tetapi ada informasi beberapa di antaranya sempat ada yang dijarah," jelasnya.
Agus menyatakan, pihaknya cukup menaruh perhatian terhadap keberadaan hutan lindung tersebut. Pihaknya juga sudah melangkah, dengan membuat perencanaan untuk menjadikan hutan lindung sekaligus bisa berfungsi sebagai habitat kera jenis benthung. Kera jenis tersebut akhir-akhir ini jumlahnya sudah semakin langka. (Urip Daryanto-49)

Selasa, 12 Agustus 2008

SITUS BUDAYA DI KPH RANDUBLATUNG


KESONGO

Kesongo adalah sebuah tempat ditengah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Randublatung berupa sumber Lumpur seluas 104 Ha, Kesongo merupakan salah satu situs budaya yang dilindungi oleh Perum Perhutani KPH Randublatung,lokasi tersebut berada di Petak 141, Resort Pemangkuan Hutan ( RPH ) Padas, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( BKPH) Trembes , lokasi kesongo dapat dijangkau dari dua arah yaitu dari arah Sulursari Kecamatan Gabus ,Kabupaten Grobogan sekitar 5 Km, Sedangkan dari arah Timur laut dengan cara menyusuri jalan kawasan hutan( alur ) mulai alur AO,Akdan alur I dari Petak 7 ( Pos 7 ) masuk kedalam melalui jalan makadam sejauh 2,3Km . Kesongo dijadikan situs budaya karena karena dalam kawasan sumber Lumpur tersebut terdapat punden ( bekas kerajaan kuno ) menurut orang yang menguasai ilmu gaib ( paranormal ) serta orang yang percaya tentang hal- hal gaib merupakan pusat kerajaan bangsa halus, namun secara kasat mata pada pusat ( punjere Keraton ) tersebut sampai sekarang masih mengeluarkan letupan – letupan kecil menyerupai bledug kuwu , bahkan kadang – kadang dilokasi kesongo tersebut secara insidentil juga terjadi letusan besar yang suaranya mirip dengan suara dentuman meriam yang sangat keras, ledakan tersebut dinamakan oleh masyarakat setempat dengan istilah KURDO. Uniknya seusai adanya kurdo tersebut menurut pengamatan penduduk sekitar bisa dijadikan tanda alam ( Perlambang ) bahwa di negara kita akan terjadi peristiwa bersejarah , misalnya akan ada Pilkada, Pemilu dsb.kawasan kesongo juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang cukup unik dan menjadi habitat beberapa spesies burung liar diantaranya bangau thong – thong, Kuntul Kerbau, Kuntul kecil, blekok, cangan merah, bambangan merah, belibis, manyar jambul, becici padi, apung tanah,prenjak, tekukur, perkutut, Alap – alap , gemak loreng, ayam hutan **, serta plasma nuftah lain yang hidup berupa lumut – lumutan yang berada dilokasi padang rumput sedangkan rumput – rumputan terdapat beberapa jenis diantaranya rumput rawa, grinting, blemban. ikan gabus, wader, keong, lintah, ular tanah, ular sanca yang hidup dirawa – rawa. Sekilas sejauh mata memandang didominasi tanah Lumpur yang kering.
Adanya padang rumput oleh masyarakat lokal dijadikan areal penggembalaan hewan ternak berupa kerbau, kenapa kerbau? Karena hewan tersebut selain tahan terhadap panas, dilokasi juga tersebut terdapat banyak rawa untuk berendam sehingga sangat cocok dengan tempat hidup kerbau.

LEGENDA KESONGO
Cerita kesongo menurut jurukunci bernama Mbah Amat diawali dari adanya putra raja Kerajaan Medang kamolan yang berujud seekor ular raksasa bernama joko linglung, karena sang ular selalu membuat onar dengan cara memakan hewan ternak rakyat medang kamolan , bahkan memakan manusia maka oleh baginda raja joko linglung disuruh bertapa disuatu tempat dengan cara tidak boleh memakan apapun kalau tidak datang sendiri. Singkat cerita setelah melakukan perintah sang ayah untuk melakukan ritual bertapa entah sampai berapa tahun, mulut sang ular yang sedang bertapa dengan cara menganga, karena begitu lamanya sampai ditumbuhi semak belukar mulai dari mulut hinga sekujur tubuhnya. Nah pada suatu hari ada 10 orang anak yang mengembala ternaknya dikawasan dekat ular tersebut bertapa kebetulan pada hari itu hujan turun deras dan kesembilan anak tersebut mencari tempat berteduh dan menemukan goa besar sehingga kesembilan anak tersebut bisa selamat dari guyuran air hujan, namun ada seorang anak yang tidak boleh ikut berteduh karena mengindap penyakit kulit ( kudis ) ehingga anak tersebut diusir dari goa oleh teman – temannya. Karena memegang janji sang raja Medangkamolan bahwa sang pertapa boleh makan apabila ada makanan yang masuk sendiri kedalam mulutnya, maka begitu ada makanan berupa anak – anak yang berteduh tersebut sebanyak sembilan orang dengan sekali gerakan maka dicaploklah sembilan anak tersebut sebagai makanan ular yang sedang bertapa. Melihat teman- temanya hilang salah satu anak tersebut berlari pulang dan melaporkan pada penduduk bahwa ada ular yang memakan manusia, dari hilangnya sembilan anak tersebut maka tempat tersebut dinamakan kesongo ( sembilan ).


TIPS TRAVELING KE KESONGO
Untuk menuju ke Kesongo sudah ada akses yang memadai berupa jalan macadam yang cukup kuat sampai lokasi namun perlu juga dipersiapkan beberapa perlengkapan yang memadai karena lokasinya jauh dari warung ataupun keramaian lain, ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kenyamanan perjalanan diantaranya adalah :
Persiapkan bekal makan dan minum secukupnya.
Membawa kendaraan sendiri ( mobil, motor )
Fisik yang prima karena melintasi jalan hutan .
Persiapkan payung,topi, karena lokasinya terbuka dan engatan matahari cukup leluasa.
Jika ingin melakukan ritual, atau menjelajahi lokasi hubungi juru kunci karena sangat paham an hafal jalan menuju lokasi keraton.
Hindari kata – kata jorok, sombong, dan congkak ditempat tersebut.
Hati – hatilah kalau berjalan karena banyak lokasi Lumpur yang sudah mengering, namun jika diinjak kadang bisa ambles.
Sebaiknya menurut apa kata juru kunci sebagai pemandu perjalanan.
Dilarang membuang sampah dilokasi tersebut


Demikian beberapa tips yang dapat kami sampaikan jika anda berminat melakukan petualangan dipadang Lumpur kesongo .

** Data satwa tersebut berdasarkan pengamatan tim KPH Randublatung dibidang lingkungan------

KPH RANDUBLATUNG GELAR PORSENI


KPH RANDUBLATUNG
GELAR PORSENI SAMBUT HUT KEMERDEKAAN RI KE 63

Pekan olahraga dan seni dalam rangka menyambut hari ulangtahun kemerdekaan Repubklik Indonesia yang ke 63 telah resmi dibuka oleh Administratur Perum Perhutani KPH randublatung Ir Hari Priyanto Msc yang dipusatkan dihutan kota Koleksi Perum Perhutani Randublatung.
Kebersamaan membangun Perhutani Randublatung itulah makna yang tersirat dalam perhelatan Porseni tersebut, karena dalam pelaksanaannya dilakukan bersama antara jajaran Kesatuan Bisnis Mandiri ( KBM ) Industri Kayu dan KBM Pemasaran Kayu Randublatung, serta jajaran Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KPH ) Randublatung. Dalam sambutannya Administratur Perhutani KPH Randublatung mengajak jajaran Perhutani untuk meramaikan dan mensukseskan porseni tersebut, bukan prestasi yang kita kejar namun semangat kebersamaanlah yang patut kita junjung dan kita jaga, Walaupun begitu jika ada kontingen yang bisa meraih juara kami semua juga merasa bangga karena disela – sela kesibukan bekerja sebagai rimbawan masih bisa menorehkan prestasi dibidang olahraga, kata Ir Hari Priyanto.Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk Tropy Juara umum tahun lalu diraih oleh jajaran KBM Industri kayu dan untuk tahun ini tropy tersebut kita perebutkan kembali dan kontingen manapun bisa meraih peluang untuk menyandang gelar juara umum tersebut.
Dalam pekan olahraga dan seni tersebut selain diperebutkan cabang olahraga prestasi yang terdiri dari Bola Volly, Bulutangkis, Tenis Lapangan, Futsal, Catur dan Gaple juga diperebutkan pula olahraga non prestasi yang dimuati dengan jenis lomba Pidato/ Penyuluhan tentang kehutanan, lomba anak – anak Taman kanak – kanak Tunas Rimba, Karaoke, Jalan santai dan safari patroli keamanan hutan, dari semua lomba tersebut masih ada kaitannya dengan kegiatan pekerjaan sehari - hari .Sementara itu untuk menyemarakkan gelar Porseni Perhutani juga diundang pula jajaran Muspika Randublatung yang pada saat acara pembukaan Porseni mendapat kesempatan untuk melakukan pertandingan bola Volly. Satu hal yang menarik adalah paparan Camat Randublatung Sri Handoko yang memberikan ulasan kilas balik sejarah bangsa Indonesia mulai dari awal berdirinya Negara kesatuan Republik Indonesia hingga perjalanan negeri ini yang mengalami pasangsurut selama 63 tahun merdeka.

SERUPA TAPI TAK SAMA

Pelaksanaan Gelar Porseni tersebut hampir sama dengan Olimpiade olahraga yang dipusatkan dinegeri China kesamaannya adalah waktu pembukaan event olahraga dunia tersebut didahului dengan berlaganya beberapa atlet dalam beberapa cabang olahraga dan pembukaan olimpiade china diramaikan dengan pesta kembang api yang amat meriah serta gegap gempita, demikian pula pembukaan porseni yang dilakukan jajaran Rimbawan Perhutani Randublatung setelah dilakukan pertandingan beberapa cabang olahraga baru dilakukan pembukaan secara resmi yang diawali dengan upacara dilanjutkan dengan gerakan rampak senam aerobik secara massal oleh semua peserta, sedangkan perbedaannya terletak dari jumlah peserta kalau olimpiade diikuti oleh semua negara yang berpartisipasi, namun untuk porseni dijajaran Perhutani Randublatung diikuti oleh segenap kontingen BKPH sejumlah 6 kontingan Bagian Hutan, 1 Kontingen KPH dan Polhutmobil, 1 Kontingan dari KBM Industri Kayu dan 1 kontingen dari KBM Pemasaran Kayu Randublatung, satu hal yang membuat dua event olahraga tersebut merriah yaitu semangat kebersamaan untuk menjadi juara dan semangat Mensana en Corpore Sano dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat

Senin, 11 Agustus 2008

APEL KEBERSAMAAN RIMBAWAN RANDUBLATUNG


Apel kebersamaan Rimbawan Perum Perhutani KPH Randublatung diikuti oleh segenap jajaran Rimbawan serta jajaran Linmas Perhutani KPH Randublatung. Apel tersebut mempunyai fungsi selain penyampaian kebijakan strategis Perusahaan terkait dengan pengelolaan hutan juga memupuk semangat jiwa korsa rimbawan

TAMPILAN JATI DENOK


Jati Denok merupakan salah satu situs budaya yang dilindungi oleh Perum Perhutani KPH Randublatung, terletak di Petak 62 RPH Temetes BKPH Temanjang KPH Banyuurip.

Jati dengan tinggi 30 meter keliling pohon 864 cm dengan umur sekitar 240 tahun tersebut dijadikan latar belakang foto bersama oleh Bupati Blora Drs RM Yudhi Sancoyo bersama dengan Administratur KPH Randublatung Ir Hari Priyanto yang didampingi oleh Asisten II Ir Adi Purnomo serta KRPH Temetes Sardjono


foto bersama jajaran manajemen Perhutani KPH Randublatung pada saat pencanangan Blora Hijau yang dipusatkan di KPH Randublatung

SAKA WANABAKTI RANDUBLATUNG


SWB RANDUBLATUNG, LATIHAN BUDIDAYA LEBAH MADU

Perlebahan merupakan salah satu mata ajaran yang harus ditempuh oleh setiap anggota Saka Wanabakti untuk mencukupi persyaratan Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ), dimana dalam perolehan Tanda Kecakapan Khusus tersebut mencakup bidang Krida Bina Wana, Tata Wana, Guna Wana, dan Reksawana dari keempat krida tersebut yang salah satunya adalah pendalaman materi perlebahan.
Dari adanya pelatihan tersebut angota Saka Wanabakti diharapkan bisa mengetahui tentang masalah perlebahan mulai dari pengadaan bibit lebah, penyediaan stup lebah, budidaya lebah sampai dengan pemanenan hasil budidaya berupa madu yang dihasilkan.
Terkait dengan hal tersebut untuk mengisi masa liburan bagi angota Sakawanabaktipangkalan khusus Randublatung sebanyak 20 orang telah melakukan pelatihan bersama dengan anggota Saka wanabakti Pati khusus bidang perlebahan, Perum Perhutani KPH Randublatung selaku institusi yang mempunyai tanggungkjawab membina Generasi muda melalui Pramuka Saka Wanabakti menjembatani untuk melakukan proses pembelajaran tersebut.
Carilah Ilmu sampai kenegeri cina, demikian bunyi kalimat yang sering digunakan dikalangan pengajar untuk memberikan motivasi kepada anak didiknya, hal tersebut tentunya juga berlaku bagi anggota Sakawanabakti Pangkalan khusus Randublatung untuk menimba ilmu perlebahan di BKPH Regaloh KPH Pati, walaupun jauh namun tetap ditempuh juga karena ilmu tersebut nantinya bisa dipergunakan untuk bekal hidup dimasa mendatang. Seperti satuan Karya Pramuka lain yang ada di Indonesia, dalam SakaWanabakti juga dikenalkan dengan perbagai macam kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan masalah kehutanan, sebab tujuan utama adanya pembinaan Pramuka dilingkungan Perhutani adalah untuk mendidik generasi muda agar tahu dan paham akan masalah kehutanan, cinta lingkungan serta menjadi pelopor dibidang lingkungan hidup dikalangan remaja, selain diberikan pula bekal – bekal ilmu lain yang ada kaitannya dengan pembentukan mental generasi muda.
Dari adanya pembekalan berbagai ilmu tersebut salah satunya adalah budidaya lebah madu yang merupakan salah satu bidang yang dipelajari dalam ke saka an dalam organisasi Saka Wanabakti. ( Andan.S )

Minggu, 10 Agustus 2008

TRANSTOTO DI KPH RANDUBLATUNG

Transtoto Handadari :
Puluhan juta jiwa bergantung dari hutan
Dirut Perhutani Dr.Ir Trantoto Handadari SHA MSc mengemukakan, saat ini ada 80 juta Keluarga disekitar hutan yang menggantungkan hidupnya dari hutan, untuk itu Perhutani yang juga mempunyai Visi menjadi pengelola hutan tropis terbaik didunia akan terus melakukan pembinaan dan pembenahan diri termasuk membudayakan Peduli lingkungan kepada anak – anak usia dini
Transtoto mengatakan hal tersebut disela – sela acara pencanangan Anak Peduli lingkungan yang merupakan kerjasama antara Perhutani dengan Dirjen Pendidikan sekolah Formal dan Informal ( PFNI ) digedung Wana Graha Perhutani KPH Randublatung.yang dihadiri pula oleh Dirjen PFNI AceSuryadi PhD, Terkait dengan puluhan juta yang menggantungkan hidupnya dari hutan tersebut , menurut Transtoto, Perhutani akan meningkatkan terus progran Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ), lebih lanjut dikatakan bahwa dari Program PHBM tersebut ternyata banyak warga masyarakat sekitar hutan yang bisa disejahterakan . Perhutani selaku pengelola hutan terbesar di Indonesia saat ini telah membantu 5600 desa hutan melalui program PHBM tersebut, pada tahun 2006 yang baru lalu sebenarnya merupakan program PHBM jilid II yaitu arahnya sudah pada bidang peningkatan pendidikan kesejahteraan dan kesehatan, Perhutanbi telah membuka akses seluas – luasnya kepada pihak – pihak yang melibatkan diri dalam PHBM.
Pada kesempatan tersebut Transtoto menyinggung bahwa wilayah hutan di Blora diibaratkan sebagai dhodho menthoke Perhutani di Indonesia, sebagai gambaran bahwa penghasilan Perhutani KPH Randublatung saja ternyata setara dengan penghasilan 7 KPH di Jawa Timur. KPH Randublatung seperti dikatakan oleh Transtoto mempunyai penghasilan Rp 150 miliar, sedangkan untuk KPH Cepu Rp 130 miliar , dengan kondisi tersebut wajar bila kawasan hutan di Kabupaten Blora banyak diincar orang untuk ikut mencicipi karena merupakan dhodho menthok tersebut. Upaya para pihak tersebut untuk ikut mencicipi oleh Direktur Utama diberi wahana berupa kerjasama antara investor atau masyarakat yang berminat melalui Kerjasama Operasional ( KSO ) serta bisa juga mereka melebur dalam Sistim Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat ( PHBM ). Tentang keterlibatan para pihak dalam ikut ber PHBM dikawasan hutan Perhutani membuka akses yang seluas – luasnya karena kerjasama tersebut berupa kerjasama penanaman dan pihaknya ( Perhutani ) akan memberikan kemudahan dalam hal perijinan dan ini sangat menguntungan massyarakat atau pengusaha yang berminat melakukan kerjasama penanaman tersebut hal tersebut karena lahan yang ada dikawasan hutan subur, kemudahan akses ada peta lengkap, ada mandor tanamnnya ada penggarapnya semua sudah berpengalaman, persoalannya adalah luas hutan yang ada dijawa ini tidak bisa seluruhnya dikerjasamakan dengan pihak lain hal tersebut karena lluasan tanaman yang ada hanya beberapa persen dari luasan hutan yang ada artinya tergantung pada strata pengelolaan hutan yang berlaku, namun persoalan tersebut tidak menjadi masalah karena apabila ada pihak yang berminat bekerjasama dengan Perhutani Perijinan cukup dengan Direktur Utama saja, sedangkan komposisi bagi hasilnya tergantung pada isi perjanjian yang ada antara Perhutani dengan masyarakat / pengusaha yang melakukan kerjasama tersebut. Mengenai luasan kerjasama dengan stake holder tersebut dikatakan oleh Transtoto sudah ada 8 pengusaha yang melakukan kerjasama dengan luasan sekitar 30 hektar, terbanyak kerjasama tersebut dilakukan di Jawa timur, mengenai Penguasaan Lahan, Kepemilikan lahan tetap menjadi hak Perhutani sedangkan pihak pengelola usaha adalah para investor yang dituangkan dalam pola Kerjasama Operasional ( KSO ) Terkait dengan pencanangan anak peduli lingkungan merupakan wujud nyata Perhutani dalam upaya membangun Sumber Daya Manusia sedini mungkin dan Perhutani menaruh harapan banyak, karena dengan melalui program tersebut anak – anak mulai diperkenalkan dengan mencintai lingkungannya sejak dini sehingga nantinya mereka akan mempunyai budaya cinta lingkungan dari masing – masing lubuk hatinya serta melakukan budaya tersebut secara ikhlas, hal tersebut dimaksudkan dengan membentuk budaya cinta lingkungan dalam hal ini cinta dengan kawasan hutan tentunya anak – anak setelah menjadi Dewasa tidak akan sampai hati untuk merusak hutan karena jiwa Kecil Menanan Dewasa Memanen sudah terpatri kuat . naskah ini pernah dimuat di majalah Duta rimba

Sabtu, 09 Agustus 2008

ROMBONGAN CALON S2 TERTARIK
HUTAN JATI KPH RANDUBLATUNG
Sistim pengelolaan hutan lestari (PHL) yang dilakukan oleh Perhutani KPH Randublatung menarik minat mahasiswa program Pascasarjana universitas Mulawarman Kutai Kertanegara Kalimantan timur.
Sebanyak 12 orang mahasiswa Pasca Sarjana kehutanan Universitas Mulawarman Kutai Kertanegara berkunjung untuk melihat sistim pengelolaan hutan Lestari yang di KPH Randublatung, rombongan tersebut dibimbing oleh Dosen Pasca Sarjana Prof.DR.Ir. Risyanto Msc serta Prof.DR.Ir. Sriyanti Risyanto Msc yang melihat secara langsung pengelolaan hutan yang dilakukan oleh Perhutani KPH Randublatung. Adapun sebagai nara sumber dalam acara tersebut selain dari Perhutani sendiri yang diwakili oleh Administratur Perhutani KPH Randublatung Ir Hari Priyanto Msc, Juga Administratur KPH Blora Ir.Urip Indera Nurvana Msc serta dari Pemerintah Kabupaten Blora yang dihadiri oleh Asisten Bupati Blora Ir Adi Purnomo. Menurut Administratur KPH randublatung Ir Hari Priyanto dihadapan peserta mengatakan bahwa dalam penerapan pengelolaan hutan lestari tersebut Perhutani selain memperhatikan masalah teknispengelolaan hutan juga memperhatikan pula sisi sosial dari adanya proses produksi dengan cara mengajak masyarakat bersama – sama melalui sistim Pengelolaan hutan bersama masyarakat yang lebih dikenal dengan PHBM, dimana masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam wadah organisasi LMDH bersama – sama dengan Perhutani diajak memanfaatkan lahan kawasan hutan untuk kegiatan yang bersifat positif artinya masyarakat diberi keleluasaan untuk mengelola kawasan hutan secara aktif yang disesuaikan denga karateristik social budaya pada kewilayahan masing – masing desa. “Kerjasama dalam PHBM tersebut dalam bentuk kelembagaan bukan dengan perorangan , demikian kata Ir Hari Priyanto menanggapi pertanyaan salah seorang mahasiswa terkait dengan adanya pola PHBM. Lebih lanjut dikatakan bahwa kerjasama dalam pola PHBM ini bisa dilakukan oleh LMDH baik didalam kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan, sebagai contohnya adalah Perhutani KPH Randublatung telah melakukan kerjasama dengan LMDH Sidodadi Mulya dari desa Ngliron ini “ jelasnya. Dengan adanya PHBM ini masing – masing pihak merasa diuntungkan dri pihak perhutani sendiri lanjutHari Priyanto tanaman akan menjadi lebih baik karena terawat, keamanan bisa terjaga jarena angka pencurian bisa menurun, dan yang penting dalam mengelola hutan Perhutani mendapat dukungan moral dari masyarakat desa hutan yang terwadahi dalam LMDH tersebut, sedangkan dari LMDH selain bisa memanfaatkan lahan hutan untuk kepentingan ekonomis produktif ,secara organisasi mereka ( LMDH ) juga akan mendapat sharing produksi kayu yang berbentuk finansial sesuai dengan potensi hutan yang menjadi wilayah pangkuannya .Paparnya
Memperkuat penjelasan Administratur KPH Randublatung tersebut, Panut Spd selaku Ketua LMDH Sidodadi mulyo juga membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan kerjasama Pengelolaan hutan dengan Perhutani KPH Randublatung sejak 3 tahun lalu. “salah satu bentuk kerjasama kami adalah dengan cara ikut melakukan pengamanan hutan pada saat musim kemarau ini dengan cara membentuk tim penanggulangan kebakaran hutan pada wilayah pangkuan desa ngliron ini “ katanya. Kami mempunyai kiat tersendiri untuk menjaga keutuhan kawasan hutan yang menjadi pangkuan LMDH sidodsdi mulyo ini salah satunya adalah dengan cara mmanfaatkan lahan dibawah tegakan untuk ditanami tanaman palawija ataupun tanaman empon – empon, bahkan sebagai demplot tanaman empon – empon jenis Temulawak ( Curcuma ), LMDH Sidodadi Mulyo ini telah menanam seluas 1 Ha yang dilakukan dipetak 36, Rencananya tanaman tersebut akan diperluas lagi hingga beberapa semua petak pangkuan bisa ditanami tanaman temulawak ini. Jelas Panut
Kunjungan kerja tersebut oleh peserta selain dimanfaatkan untuk melakukan olah data lapangan, juga dimanfaatkan pula untuk melihat dari dekat salah satu pohon induk jati yang dimiliki oleh KPH Randublatung dipetak 30 RPH Banyuasin BKPH Ngliron KPH Randublatung dilanjutkan dengan mengunjungi lokasi Jati Denok di petak 62 RPH Temetes BKPH Temanjang salah satu pohon jati legendaries milik KPH Randublatung dan saat ini dijadikan situs budaya lokal serta menjadi ikon Kabupaten Blora sebagai Kabupaten Jati.( Andan.S)

Hobiku







hobiku adalah memotret dengan kamera nikon, karena aku suka buat dokumen untuk dikenang, kebiasaan ini sudah aku lakukan sejak aku masih duduk dibangku SMPN Randublatung I tahun 1979



EMPON-EMPON JADI MINUMAN SEGAR

Potensi empon – empon yang ada didalam kawasan hutan yang melimpah menarik perhatian dari beberapa instansi untuk dimanfaatkan secara optimal dengan cara melibatkan petani hutan yang tergabung dalam Lembaga masyarakat desa hutan.
Pelatihan pengolahan pasca panen tersebut dilakukan oleh BALLITRO sebuah lembaga yang menangani masalah pengolahan pasca panen tanaman baik tanaman obat – obatan maupun tanaman eksotik yanmg mempunyai nilai ekonomi tinggi, pelatihan pengolahan pasca panen tersebut selain diikuti oleh 31 LMDH yang ada diwilayah kerja Perhutani KPH Randublatung dilibatkan pula unsur dari Dinas Pertanian dan tanaman pangan Blora, Asosiasi LMDH Wahana Makarti Wana Randublatung serta Perhutani KPH Randublatung sendiri.
Dalam sambutan secara tertulis Administratur KPH Randublatung Ir Hari Priyanto Msc Forest Trop yang diwakili oleh KSS PHBM dan BinLing Tuti Miyarti Sp mengatakan bahwa potensi empon – empon yang ada di wilayah hutan KPH Randublatung untuk saat ini memang cukup melimpah, namun untuk pengolahan pasca panen masyarakat desa hutan sampai saat ini baru pada tahap pemungutan dan pengeringan yang dijual kepada pengepul yang ada, sehingga dengan pola kerja tersebut pendapatan masyarakat desa hutan kurang bisa terdongkrak dari hasil yang mereka kerjakan.Melihat fenomena tersebut pihak Perhutani bermitra dengan BALLITRO mencoba untuk mengenalkan teknologi terapan berupa pengolahan empon – empon yang nantinya bisa untuk mengcounter produksi yang melimpah dari hutan yang dipanen oleh masyarakat sekitar hutan.
" Dari proses ini diharapkan mereka ( LMDH ) bisa menangkap peluang bisnis yang nantinya bisa memberikan warna bagi usaha lain yang berbasis pada hasil hutan ikutan tersebut " imbuh Tuti Miyarti disela – sela praktek pembuatan ekstrak temulawak dan jenis lainya, lebih lanjut dikatakan bahwa untuk saat ini Perhutani Randublatung memang bertekad untuk memberdayakan masyarakat utamanya dari sektor ekonomi, hal tersebut karena mereka ( LMDH ) telah diberi umpan berupa modal usaha dari sharing produksi yang sebagian dialokasikan untuk modal usaha ditingkat pedesaan. Pemberdayaan dari sektor ini jika dikaitkan dengan sistim Pengelolaan hutan lestari ( PHL ) sangatlah relevan karena bisa mengena pada prinsip 5 yaitu Manfaat dari hutan yang mana secara garis besarnya adalah dalammengelola hutan harus bisa memberikan manfaat secara ekonomis terhadap lingkungan ".
Dari pengamatan lapangan terlihat sudah ada salah satu lembaga masyarakat desa hutan yang berani memasarkan produk berupa ekstrak temulawak, ekstrak secang ekstrak Jahe secang dan ilalang ( Jaselang ) dengan label LMDH tersebut yang dipasarkan secara bebas dengan harga terjangkau.( Andan.S )

10 LANGKAH SUKSES


1. JADIKAN PEKERJAAN SEBAGAI PROFESI
2. DISIPLIN, TAAT PADA PERATURAN PERUSAHAAN
3. SETIA PADA TUGAS
4. MAU BELAJAR
5. KERJASAMA TEAM
6. BERSEDIA DAN MAU DIPIMPIN
7. BERSEDIA MENERIMA MASUKAN BAIK DARI UNSUR INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL.
8. SIAP MENGHADAPI KENYATAAN BAIK DAN BURUK
9. CONFIDENT DENGAN PROFESI
10. PEKERJAAN MERUPAKAN AMANAH DARI TUHAN

JATI DENOK JATI RAKSASA

Kokoh tegak dan besar dengan cabang yang seakan – akan merengkuh langit diusianya yang sudah termasuk uzur terseibut,memang itulah tampilan sebuah pohon jati ( Tectona Grandis ) berusia 240 tahun tersebut yang oleh masyarakat sekitar dinamakan dengan Jati DENOK berada di Petak 62 Resort Pemangkuan Hutan ( RPH )Temetes, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( BKPH ) Temanjang KPH Randublatung tersebut atau terletak di Desa Jatisari Kecamatan Banjarejo Blora.
Dari tutur cerita yang beredar dikawasan Sinderan Temanjang yang mencakup wilayah Desa Jatisari,Jatiklampok,serta Desa Tanggel tersebut memang masyarakat ddiketiga desa tersebut akrab dengan nama Jati Denok, hal tesebut karena selain pohon tersebut sangat monumental karna saking besarnya juga kadang dipergunakan untuk bertapa oleh orang – orang yang senag melakukanritual tersebut. Dikisahkan dalam sebuah tutur jawa bahwa nama Denok tersebut berasal dari adanya kisah seorang gadis dukuh Gumeng Desa Tanggel yang konon kabarnya sangat cantik dan mempunyai tubuh yang sintal, padat nan mempesona dan sebutan untuk gadis desa tersebut adalah Denok Deblong, sang gadis tersebut rencananya akan dipersunting oleh seorang pembesar ( Begede ) Katong kerajaan namun niat sang pembesar tersebut ditolak secara halus, dengan membawa rasa kecewa Begede Katong tersebut pulang dan pada saat istirahat di bawah pohon jati besar sambil melamunkan gadis pujaan yang urung dipersuntingnya, singkat cerita pohon jati tempat berteduh tersebut dinamakan JATI DENOK.
Sampai dengan saat ini pohon jati tersebut dinamakan jati denok mempunyai ukuran keliling bawah 839 meter dan tinggi pohon sekitar 36 meter, menarik perhatian Bupati Blora RM Yudhi Sancoyo bersama dengan beberapa pejabat terkait untuk melihat dari dekat fisik pohon tersebut yang mencoba mengukur lingkar pohon tersebut dengan cara berangkulan memerlukan 6 orang dewasa untuk bisa merangkul pohon jati raksasa tersebut, menurut Bupati merupakan pohon Jati terbesar diIndonesia, memang ada beberapa pohon jati tua yang berada sehingga bisa masuk Muri, Katanya saat berada dilokasi Jati Denok.diwilayah kabupaten Blora lainnya yaitu di KPH Cepu dikawasan Gubug payung yang salah satu pohonnya telah dilelang seharga Rp 1 miliar,
Terkait dengan hal tersebut Bupati Blora RM Yudhi Sancoyo bertekad ingin menjadikan jati denok sebagai ikon Blora. “ Saya yakin , jati denok itu jika dipromosikan akan laku dijual kepada wisatawan tidak hanya lokal akan tetapi juga wisatawan mancanegara dan keberadaan Jati debnok ini akan saya catatkan ke Muri sehingga Blora nantinya akan menyabet satu rekor lagi dari Pohon Jati Denok ini “Kata Yudhi Sancoyo
Sementara itu menanggapi rencana Bupati Blora untuk menjadikan loka wisata hutan, Administraur Perhutani KPH Randublatung Ir. Hari Priyanto Msc mengatakan bahwa Perhutani akan mendukung secara penuh apabila ada rencana untuk mengembangkan wisata alam Jati Denok dan pihaknya berencana akan memperbaiki lokasi disekitar Jati denok tersebut dengan cara melakukan pemasangan paving dan pembuatan menara pandang “ Kami akan merencanakan pemasanngan paving dan menata ulang lokasi ini sesuai dengan nuansa alam sehingga apabila ada pengunjung yang datang dan melihat monumen hidup pohon jati denok ini akan merasa kerasan karena bisa menikmati view tanaman jati, kemudian hutan jati tua serta pemandangan kota Blora dari kawasan hutan disela hembusan angin yang segar”. Mengenai rencana Bupati Blora untuk mencatatkan rekor Muri bagi Jarti Denok Administratur Ir Hari Priyanto Msc menyambut dengan senang hati “ Kami sangat setuju apabila rekor Muri bisa diberikan terhadap Jati Denok, dan ini artinya Perhutani KPH Randublatung telah mempersembahkan kepada masyarakat Indonesia bahwa ada sebuah pohon jati yang layak untuk dicatat sebagai pohon yang tertua dan terbesar di Indonesia “ Katanya .(Andan )